• Home
  • Berita
  • Langka, Hiu di Italia Bertahun-tahun Beranak Tanpa Jantan

Langka, Hiu di Italia Bertahun-tahun Beranak Tanpa Jantan

Redaksi
Aug 08, 2024
Langka, Hiu di Italia Bertahun-tahun Beranak Tanpa Jantan
Jakarta -

Hiu betina di sebuah akuarium di Italia selama bertahun-tahun bereproduksi sendiri tanpa melibatkan pejantan. Menurut sebuah studi baru, kondisi yang disebut virgin birth ini bisa menjadi mekanisme bertahan hidup yang vital.

Dalam penelitian yang dipublikasikan pada 26 Juli di jurnal Scientific Reports, para ilmuwan mendokumentasikan reproduksi aseksual berulang pada dua hiu anjing biasa (Mustelus mustelus), yang diklasifikasikan sebagai spesies terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hiu tersebut biasanya ditemukan di Laut Mediterania dan perairan hangat lainnya, tetapi terancam oleh penangkapan ikan ilegal. Namun dua hiu betina yang diteliti itu berada di penangkaran di Akuarium Cala Gonone di Italia dan telah menghabiskan 14 tahun terakhir tanpa pejantan. Sejak 2020, kedua hiu betina itu telah bereproduksi secara aseksual, yang mengindikasikan partenogenesis fakultatif.

Virgin Birth

Virgin birth atau partenogenesis yang berarti 'kelahiran perawan' dalam bahasa Yunani, adalah kondisi ketika sel telur berkembang menjadi keturunan tanpa pembuahan.

ADVERTISEMENT

Meskipun jarang terjadi pada vertebrata, fenomena ini telah diamati pada reptil seperti buaya dan ular air, amfibi, dan beberapa ikan.

Namun ini adalah kasus partenogenesis fakultatif, yakni kemampuan bereproduksi secara seksual dan aseksual, pertama yang terdokumentasikan pada spesies hiu ini.

Para peneliti menemukan bahwa kedua hiu betina dapat bereproduksi secara partenogenesis kira-kira setahun sekali. Hal itu mengesampingkan kemungkinan reproduksi seksual karena sperma yang tersimpan.

"Hebatnya, temuan ini mengungkap bahwa partenogenesis dapat terjadi setiap tahun pada hiu ini, bergantian antara dua betina, dan secara meyakinkan menyingkirkan penyimpanan sperma jangka panjang sebagai penyebabnya," tulis para penulis dalam penelitian tersebut, seperti dikutip dari Live Science.

Secara total, keduanya telah menghasilkan empat keturunan. Bayi hiu pertama lahir tahun 2016, tetapi mati dan sisa-sisanya tidak diteliti. Tiga hiu lainnya kemudian lahir setelah itu, yakni di tahun 2020, 2021, dan 2023. Hanya satu (yang lahir di 2021) yang masih hidup.

Menurut para peneliti, semua menunjukkan bekas gigitan di tubuh mereka, yang kemungkinan menjadi penyebab kematian bayi hiu yang lahir tahun 2020 dan 2023.

Untuk memastikan asal genetika keturunannya, para peneliti mengambil sampel DNA dari masing-masing dari tiga anak hiu dan membandingkannya dengan hiu dewasa. Temuan mereka menunjukkan bahwa dalam serangkaian penanda yang diuji, keturunannya memiliki gen yang identik dengan induknya.

Peneliti berpendapat, penemuan ini menyoroti pentingnya partenogenesis sebagai mekanisme bertahan hidup pada populasi liar dengan jumlah jantan yang menurun.

"Temuan ini sangat meningkatkan pemahaman kita tentang strategi reproduksi pada hiu dan dapat memberikan informasi mengenai upaya konservasi untuk spesies yang terancam punah," kata para penulis dalam penelitian tersebut.

Sementara penelitian difokuskan pada hiu Mustelus mustelus, rupanya kondisi partenogenesis juga dilaporkan ada pada spesies lain, termasuk hiu bambu bintik putih (Chiloscyllium plagiosum), hiu zebra (Stegostoma tigrinum), dan hiu gelombang (C. ventriosum ).



Spesies Penyu Black Marsh di Kamboja Terancam Punah

Spesies Penyu Black Marsh di Kamboja Terancam Punah


(rns/afr)
back to top