• Home
  • Berita
  • Review Kamera Leica SL3, Kualitas Kamera Bagus di Berbagai Kondisi

Review Kamera Leica SL3, Kualitas Kamera Bagus di Berbagai Kondisi

Redaksi
May 12, 2024
Review Kamera Leica SL3, Kualitas Kamera Bagus di Berbagai Kondisi
Jakarta -

Leica SL3 adalah kamera multifungsi canggih untuk fotografer amatir, profesional ataupun penggemar Leica pada umumnya. SL3 meneruskan seri Leica SL yang bersensor full frame.

Leica SL generasi pertama bersensor 24MP, yang kedua 47MP dan yang terbaru ini 60MP. Uniknya, di Leica SL3 ini fotografer dapat memilih 36MP atau 18MP jika 60MP terasa terlalu besar. Seperti kamera Leica pada umumnya, Leica SL3 dibuat di Jerman.

Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin
Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin

Selain resolusi gambar yang bertambah, SL3 dilengkapi dengan built-in stabilization seperti SL2 dan sistem deteksi dan kinerja autofocus PDAF yang lebih canggih dan cepat. Berbeda dengan kamera pada umumnya yang menggunakan perpaduan plastik dan magnesium, Body Leica SL3 lebih banyak menggunakan material aluminium yang memberikan kesan yang kokoh dan industrial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin

Sekilas, SL3 mirip dengan SL2, tapi jika diperhatikan dengan seksama, ada beberapa perbedaan, diantaranya beberapa milimeter lebih pendek dan ramping, ada dial tambahan di sebelah kiri atas kamera, timecode sync, dan di bagian belakang ada layar yang bisa di-tilt ke atas dan ke bawah tapi tidak ke samping. Layar ini menonjol beberapa milimeter dari body dan resolusinya meningkat, dari 2.1 di SL2 menjadi 2.3 megapixel. Saat di-tilt ke atas, layar tidak terhalang jendela bidik.

Dengan tambahan dial di sebelah kiri kamera, yang totalnya menjadi tiga, maka kita bisa mengubah bukaan, shutter speed dan ISO tanpa harus menekan tombol atau masuk ke menu. Dial sebelah kiri atas kamera untuk mengubah setting ISO. Posisinya seperti letak dial ISO di kamera Leica M10 dan 11.

ADVERTISEMENT
Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin

Baterai yang digunakan SL3 baru tapi bentuknya sama dengan yang sebelumnya. Baterai BP-SCL6 berkapasitas 2200mah ini sama dengan yang digunakan di Leica Q3, kapasitasnya meningkat dari baterai Leica SL sebelumnya yang hanya berkapasitas 1800mah. Bagi teman-teman yang memiliki baterai SL sebelumnya, tetap bisa menggunakan di Leica SL3, tapi ada beberapa fitur tidak bisa digunakan, seperti video 8K dan kecepatan foto berturut-turut-nya terbatas.

Yang paling banyak berubah di SL3 ini adalah desain antar mukanya. Untuk menghidupkan kamera sekarang tidak menggunakan tuas tapi tombol power yang uniknya memiliki ring LED yang warnanya bisa berubah sesuai status kamera. Misalnya saat menyala dan siap memotret, warnanya putih, saat di charge warnanya akan berwarna hijau.

Saat menekan Menu, control panel akan muncul yang berisi setting-setting penting dan fungsi-fungsi kamera yang diwakili dengan ikon-ikon yang dapat disentuh. Mode video dapat diakses dengan menggeser tulisan photo ke video. Daftar menu lengkap bisa dimunculkan dengan menekan tombol Menu sekali lagi.

Menu utama Leica SL3 terdiri dari tujuh halaman yang kategorinya terbagi menjadi Focus, exposure, photo, customization, connectivity dan siytem. Isi menu ini tergolong sangat minimalis dibandingkan dengan kamera-kamera lain pada umumnya yang bisa berpuluh halaman.

Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin

Tampilan saat komposisi foto di SL3 sedikit berubah dari SL2, kesan saya adalah lebih banyak icon-nya. Bagusnya, kita bisa sentuh untuk mengubah setting tanpa harus masuk ke menu. Dengan menekan tombol FN, maka tampilan akan berubah, secara default, sekali tekan sekali akan memunculkan level horizon, dan kalau dua kali akan menghilangkan semua ikon.

Seperti SL lain, di bagian atas ada Sub LCD screen yang berisi info penting tentang nilai-nilai exposure, mode kamera dan kompensasi exposure.

Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin

Untuk memory card, Leica SL3 mendukung kartu CF Express Type B dan SD Card. Untuk fitur tertentu seperti saat merekam video 8K 30p, perlu pakai kartu CF Express type B yang cepat. Untuk konektivitas, ada Full Size HDMI 2.1, Audio dan USB-C port.

Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin

Pengalaman memotret dengan SL3 tidak berbeda jauh dengan Leica SL2. Dengan dial dan desain baru lebih cepat mengubah setting di lapangan, tapi sayang layar lcdnya tidak bisa ditekuk saat memotret portrait.

Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin

Sistem autofocus yang dilengkapi dengan face and eye detect bekerja dengan baik di kondisi kurang cahaya seperti malam hari. Hanya saja kalau subjek sangat gelap dan backlit kamera agak sulit mendeteksi wajah dan mengunci fokus. Yang senang menggunakan lensa manual, kamera ini juga memiliki fitur focus peaking untuk lensa manual fokus.

Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin

Kenyamanan menggunakan lensa manual fokus di kamera ini tergantung dari karakter lensa. Jika lensanya tajam dan kontras, akan lebih mudah untuk mengunci fokus. Tapi jika lensanya soft, focus peaking tidak terlalu terlihat. Bantuan manual fokus yang lain yaitu focus magnification/pembesaran, juga cukup mudah dengan menekan joystick.

Mekanisme shutter SL3 terdengar agak keras karena full mechanic bukan electronic front curtain, jadi akan terdengar dua kali, saat buka dan tutup. Di menu ada pilihan shutter elektronik jika kita tidak menginginkan ada suara, tapi kualitas gambar di kondisi tertentu akan dikompromikan.

Kualitas gambar saat saya coba di lensa Leica SL 75mm APO sangat tajam, Noise juga cukup terkendali sampai ISO 3200, sedangkan ISO 6400 ke atas menurut saya cocoknya untuk kondisi darurat saja. Bagi yang senang foto JPG saja, ada pilihan noise reduction untuk mengurangi noise yang bisa diatur untuk mengurangi noise secara otomatis.

Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin
Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin
Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin
Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin
Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin
Review Leica SL3. Foto: Dok. Enche Tjin

Leica SL3 cocok bagi fotografer yang menyukai kualitas gambar yang bagus di berbagai kondisi, bagi yang menghargai kamera dengan build-quality dan interface design yang unik. Yang telah memiliki berbagai lensa L-mount tentunya kamera ini tentunya sangat memikat.

Tapi bagi fotografer yang hanya membandingkan spesifikasi dan harga, kamera seperti Leica ini menurut saya kurang cocok. Karena Leica ini masuk dalam kategori kamera mewah. Sebagai kamera premium dan mewah sekaligus, Leica SL3 ini harganya relatif tinggi, 120 jutaan body only belum termasuk lensa.

Dari pengamatan saya, Leica SL3 saat diluncurkan merupakan ongoing project. Kinerja dan fiturnya belum final, karena masih banyak yang dapat dikembangkan Leica dalam hal software, user interface dan fitur-fitur baru di masa depan. Kinerja auto focus tracking untuk video terasa belum maksimal, multishot yang ada di Leica SL2 belum ada dan auto fokus deteksi hewan masih dalam tahap beta.

Fitur-fitur lainnya yang berkaitan dengan aplikasi Leica Fotos kemungkinan besar akan terus ditingkatkan fungsi dan kinerjanya dengan firmware update di masa depan. Tanda-tandanya, beberapa hari setelah Leica SL3 diluncurkan, sudah ada firmware 1.1-nya.

Setelah mencoba beberapa jam untuk mengulik menu dan memotret, saya merasa untuk kebutuhan fotografi sudah baik, pengoperasiannya mudah dan kualitas gambarnya sangat bagus terutama saat dipadukan dengan lensa Leica SL. Kamera ini telah diluncurkan oleh Leica Store Jakarta pada tanggal 14 Maret 2024 lalu di Porsche Centre Jakarta Selatan.



Simak Video "Ada Badai Kuat di Balik Visual Spektakuler Aurora Pekan Ini"
[Gambas:Video 20detik]
(jsn/jsn)
back to top