• Home
  • Berita
  • Aplikasi Prediksi Cuaca di Indonesia Kurang Akurat, Ini Sebabnya

Aplikasi Prediksi Cuaca di Indonesia Kurang Akurat, Ini Sebabnya

Redaksi
Feb 15, 2024
Aplikasi Prediksi Cuaca di Indonesia Kurang Akurat, Ini Sebabnya
Jakarta -

Ketika merencanakan suatu hal seperti membuat pesta taman, pergi ke pantai, atau sekadar nge-date dengan ayang, kamu tentunya berharap cuacanya akan baik-baik saja. Karena itu, kamu menggunakan aplikasi prediksi cuaca untuk memastikan rencanamu bisa berjalan dengan benar.

Akan tetapi, aplikasi prediksi cuaca di Indonesia masih kurang akurat jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Apa yang menjadi sebabnya? Dr Erma Yulihastin Pakar Klimatologi Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN menjelaskan hal ini dalam acara 'Eureka!: Waspada Cuaca Ekstrem', Senin (12/2/2024).

Cuaca dapat diprediksi dengan data dari model global. Model cuaca adalah simulasi komputer dari atmosfer. Ahli meteorologi menggunakan banyak model yang berbeda untuk prakiraan cuaca.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, tidak banyak negara yang memiliki model global. Negara yang punya model global di antaranya Amerika Serikat, Jepang, dan Australia. Kemudian, data dari model global ini lah yang dianalisis untuk memperkirakan cuaca di Indonesia.

"Tapi nyatanya nggak bisa untuk konteks Indonesia. Kita nggak bisa langsung dari data model global terus langsung kita analisis. Error-nya tinggi banget pasti. Jadi yang temen-temen lihat misalnya di windy.com, AccuWeather, itu semua itu adalah data yang dikeluarkan oleh model global," ujar Dr Erma.

Karena itu, Indonesia punya PR dalam membuat prediksi cuaca yang akurat. Kita harus memiliki kemampuan membangun model sendiri untuk wilayah di Indonesia.

"Nggak bisa semua itu hanya terpusat dari model global terus dianalisis. Nggak bisa, nggak cukup. Itu yang dilakukan di luar negeri, itu ada pusat badai dan sebagainya. Itu berbasis daerah-daerah yang kecil-kecil tadi. Jadi kita bisa akhirnya, 'Oh di pesisir Teluk Jakarta, hujan', karena kita punya running yang lokal-lokal," katanya.

"Teknologi itu kan yang menguasai siapa, yang bisa me-running model? Kan ilmuwan aja. Nah, itulah mengapa saya mempunyai ide gitu ya, bikin komite cuaca ekstrem dan sebagainya, supaya kita bisa saling bersinergi, membantu, dalam hal ini SDM dari BMKG, mensupport dalam aspek komputasi supaya bisa merunning yang resolusinya lebih tinggi sehingga lebih akurat," tutupnya.



Simak Video "Pondok Petir Ada di Depok, Peneliti Jelaskan Alasan Ilmiahnya"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/afr)
back to top