• Home
  • Berita
  • Gunung Berapi Bawah Laut Tersebar di Dunia, Indonesia Juga Ada

Gunung Berapi Bawah Laut Tersebar di Dunia, Indonesia Juga Ada

Redaksi
Feb 20, 2023
Gunung Berapi Bawah Laut Tersebar di Dunia, Indonesia Juga Ada

Badan Informasi Geospasial (BIG) dan sejumlah lembaga menemukan keberadaan gunung di bawah laut, sekitar 260 kilometer selatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Gunung berapi memang tersebar di seluruh Bumi, dari permukaan hingga ke bawah laut.

Dari Hawaii hingga Indonesia hingga Islandia, ratusan pulau di seluruh dunia telah dibentuk oleh gunung berapi bawah laut. Gunung berapi bawah laut, persis seperti namanya, merupakan gunung berapi yang terletak di bawah permukaan laut.

Karena mereka meletus menjadi air, bukan udara, gunung berapi bawah laut berperilaku sangat berbeda dari gunung berapi terestrial. Misalnya, gunung api bawah laut jarang mengalami letusan eksplosif.

Beratnya air di atasnya, menciptakan tekanan yang sangat tinggi, biasanya menghasilkan sesuatu yang dikenal sebagai aliran lahar pasif di sepanjang dasar laut. Sebagian besar letusannya tidak mengganggu permukaan laut.

Charles Mandeville, koordinator program Volcano Hazards Program dari United States Geological Survey (USGS) memantau 169 gunung berapi aktif yang semuanya terestrial di Amerika Serikat. Sebelum bergabung dengan USGS, Mandeville memfokuskan penelitiannya pada vulkanologi bawah laut menjadi ahli letusan pulau Krakatau tahun 1883 yang terkenal di Indonesia.

Menurut Mandeville, ada dua faktor utama yang berkontribusi pada gunung berapi bawah laut dan akhirnya membentuk pulau, yaitu suplai magma dan aktivitas tektonik.

"Hal pertama yang Anda butuhkan adalah pasokan magma. Biasanya, di sebagian besar gunung berapi pulau samudera atau gunung berapi bawah laut, Anda perlu melelehkan mantel Bumi," ujarnya, dikutip dari National Geographic.

Sebagian besar pulau vulkanik berasal dari aliran lahar pasif di dasar laut. Aliran pasif ini mengeras menjadi batu dan membangun ketinggian gunung bawah air selama jutaan tahun. Akhirnya, beberapa gunung berapi mencapai ketinggian di atas dasar laut di mana tekanan yang lebih rendah memungkinkan terjadinya letusan eksplosif. Gunung berapi bawah laut yang tidak mencapai permukaan laut disebut gunung bawah laut.

"Selain pasokan magma, lempeng tektonik berperan besar dalam menentukan gunung berapi bawah laut mana yang pada akhirnya akan membentuk pulau. Aktivitas tektonik kadang-kadang dapat mengambil gunung berapi pulau dari sumber magma yang berasal dari mantel, karena lempeng tektonik tempat gunung berapi itu tumbuh sedang bergerak," kata Mandeville.

Terbentuk hanya dari bebatuan, pulau vulkanik memiliki ekosistem yang sangat hidup. Ekosistem ini berkembang selama jutaan tahun, bersama dengan pulau itu. Kehidupan di pulau vulkanik dimulai dengan blok bangunan paling dasar, yakni bakteri autotrofik.

"Ada bakteri yang dapat membuat makanannya hanya dari unsur kimia dan bagian dari unsur yang dipancarkan dari gunung berapi. Begitu memiliki ekosistem mikroskopis yang mapan, mereka memiliki persediaan makanan yang cukup untuk mendukung kehidupan yang lebih besar," kata Mandeville.

Spesies dari bentang alam terdekat juga berkontribusi pada pengembangan ekosistem. Burung yang lewat mungkin singgah untuk bersarang di pulau baru, membawa benih dan spora dari daratan atau pulau lain. Tumbuhan hidup dapat mengapung di lautan hingga berakhir di tepi pulau.

Karena mereka berevolusi dalam lingkungan yang begitu terisolasi, banyak organisme dianggap sebagai spesies endemik. Dijelaskan oleh naturalis abad ke-19 Charles Darwin, burung kutilang yang endemik di Kepulauan Galapagos, adalah salah satu contoh yang terkenal. Burung ini hanya ditemukan di Kepulauan Galapagos yang terisolasi.

back to top