• Home
  • Berita
  • Asal Usul Ditemukannya Teknologi Nuklir Pertama Kali

Asal Usul Ditemukannya Teknologi Nuklir Pertama Kali

Redaksi
Aug 01, 2023
Asal Usul Ditemukannya Teknologi Nuklir Pertama Kali
Jakarta -

Kebanyakan orang mengenal nuklir sebagai senjata, sejak percobaan bom nuklir pertama dilakukan pada 1945, dipimpin oleh fisikawan Amerika Serikat Julius Robert Oppenheimer. Tahukah kalian, bagaimana teknologi nuklir pertama kali ditemukan?

Fisi nuklir ditemukan pada Desember 1938 oleh ahli kimia Otto Hahn dan Fritz Strassmann dan fisikawan Lise Meitner dan Otto Robert Frisch. Fisi adalah reaksi nuklir atau proses peluruhan radioaktif ketika inti atom terbagi menjadi dua atau lebih inti atom yang lebih kecil dan lebih ringan dan seringkali menjadi partikel lain.

"Dulu, sebelumnya diyakini bahwasanya partikel terkecil itu atom yang tidak bisa dibagi lagi jadi materi. Ternyata diketahui atom itu di dalamnya ada kulit bagian luar, dan ada intinya. Nah inti atom itulah nuklir. Jadi nuklir itu adalah inti atom," kata Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Dr Rohadi Awaludin, dalam live streaming Eureka! 'Bom Atom Penghancur Dunia,' Senin (31/7/2023).

Ia menyebut, seperti penemuan sebuah teknologi pada umumnya, penemuan nuklir pada hakikatnya adalah memanfaatkan fenomena yang ada di alam yang kemudian direkayasa dan dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan permasalahan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.

"Reaksi fisi nuklir adalah fenomena dasar nuklir yang dimanfaatkan ini. Otto Hahn dan Fritz Strassmann pada 1938, menemukan bahwasanya inti atom itu bisa dipecah menjadi atom-atom yang lebih kecil dan disertai dengan pelepasan energi dan neutron. Ini dinamakan fisi nuklir," jelasnya.

Ia melanjutkan, reaksi fisi nuklir mengungkap dua hal penting. Pertama, energi yang dihasilkan dari pemecahan atom tersebut luar biasa besar, bisa ribuan bahkan ratusan ribu dari reaksi kimia biasa.

Kedua, reaksi fisi nuklir tersebut menghasilkan neutron, sehingga kemudian pada tahun 1939 diketahui bahwasa reaksi itu berantai. Ketika sebuah atom ditembak oleh satu neutron kemudian pecah mejadi dua intinya, menghasilkan kondisi tiga neutron, lalu masing-masing neutron bisa menembak lagi ke inti atom lainnya, begitu seterusnya.

Di masa Perang Dunia II, hal ini memicu beberapa negara untuk memulai program penelitian mengenai kemungkinan membuat bom atom, sebuah senjata yang menggunakan reaksi fisi untuk menghasilkan energi yang sangat besar, jauh melebihi peledak berbahan dasar kimia.

Proyek Manhattan, dijalankan oleh AS dengan bantuan Inggris dan Kanada, mengembangkan senjata yang memanfaatkan reaksi fisi tersebut untuk melawan Jepang di tahun 1945.

Padahal, teknologi nuklir tak sekadar untuk senjata pemusnah maassal. Jika neutron yang digunakan dalam reaksi fisi dapat dikendalikan, misalnya dengan bahan penyerap neutron, dan kondisi tersebut masih menjadikan massa material nuklir berstatus kritis, maka reaksi fisi dapat dikendalikan. Hal inilah yang yang mendasari prinsip kerja reaktor nuklir. Metode seperti ini umum digunakan untuk menghasilkan listrik.

Tak hanya untuk menghasilkan listrik, reaksi fisi nuklir juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai bidang mulai dari bidang kesehatan misalnya untuk memecah sel kanker, untuk pertanian, hingga sumber energi terbarukan.



Simak Video "Bom Atom Penghancur Dunia"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top