• Home
  • Berita
  • Adi Utarini, Ilmuwan Indonesia yang Mendunia karena Penelitian Nyamuk

Adi Utarini, Ilmuwan Indonesia yang Mendunia karena Penelitian Nyamuk

Redaksi
Aug 15, 2023
Adi Utarini, Ilmuwan Indonesia yang Mendunia karena Penelitian Nyamuk
Jakarta -

Pengajar dan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. dr. Adi Utarini, dinobatkan sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia versi TIME di tahun 2021. Namanya berkibar mengharumkan Indonesia berkat penelitiannya tentang nyamuk.

"Tentu bersyukur. Itu buat saya kan artinya apa yang dirintis oleh seluruh tim World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta sejak 2011 sampai saat ini itu artinya diapresiasi, dihargai, dan disemangati oleh berbagai pihak," kata Adi Utarini dalam wawancara dengan detikcom pada September 2021.

Adi Utarini menyebut prestasi ini menjadi kebanggaan bukan hanya bagi tim peneliti tapi juga Indonesia. Terlebih nama Adi Utarini pun kini bisa disejajarkan dengan tokoh-tokoh beken lainnya dari berbagai negara.

Dikagumi Melinda Gates

Tak cuma Indonesia yang bangga memiliki seorang Adi Utarini. Pebisnis sekaligus filantropis Melinda Gates pun mengagumi sosoknya. Bahkan kekaguman Melinda disampaikannya secara khusus lewat sebuah postingan di akun Instagram pribadinya @melindafrenchgates. Dalam postingan tersebut, Melinda memajang foto Adi Utarini.

[Gambas:Instagram]

"Saya bangga menulis tentang karya Dr. Utarini untuk #Time100 tahun ini. Saya harap Anda mengenalnya sebagai inspirasi seperti yang saya lakukan," puji Melinda.

Penelitian tentang nyamuk

Dalam wawancara dengan detikNews, Adi Utarini menjelaskan penelitiannya tentang nyamuk. Mereka melakukan inokulasi nyamuk dengan Wolbachia. Bakteri ini tidak berbahaya bagi manusia, tapi mampu membuat nyamuk tidak menularkan demam berdarah dari gigitannya.

Teknologi Wolbachia ini telah melalui uji efikasi dan selesai pada Agustus 2020. Bersama timnya, Adi Utarini kemudian mengimplementasikan teknologi ini di Kabupaten Sleman melalui program Si Wolly Nyaman.

"Setelah hasil uji efikasi Wolbachia selesai di Agustus 2020, saat ini kami fokus dalam implementasi teknologi Wolbachia di Kabupaten Sleman melalui program Si Wolly Nyaman, Wolbachia-Nyamuk Aman Cegah DBD di Sleman. Dalam program ini kami bekerja sama dengan Pemkab Sleman melalui Dinas Kesehatan Sleman," jelasnya.

Studi ini menjadi terobosan bagi organisasi yang ia bantu. Adi Utarini menjadi yang pertama membuktikan teknik ini berhasil menurunkan tingkat penyakit di lingkungan masyarakat. Bersama tim WMP Yogyakarta, Adi Utarini berhasil menurunkan kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta sebesar 77%.

Sebelumnya, Adi Utarini juga sempat didapuk Komunitas jurnal penelitian Nature Research sebagai 10 orang yang dianggap paling berpengaruh dalam pengembangan ilmu pengetahuan di tahun 2020.



Simak Video "Daftar Ilmuwan Indonesia dan Penemuannya yang Diakui Dunia "
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top