Sukses Mendarat di Bulan, India Tuai Pujian Ilmuwan
Tak hanya rakyat India yang bersukacita dengan pencapaian negara mereka berhasil mendarat di Bulan. Para ilmuwan di berbagai negara pun turut senang dan tak sabar ingin tahu kelanjutan dari misi eksplorasi luar angkasa ini.
India berhasil melakukan pendaratan pertama robot penjelajah di permukaan Bulan pada Rabu (23/8). Pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3 mendarat di dekat kutub selatan Bulan dan mengerahkan kendaraan tersebut keliling untuk melakukan eksplorasi Bulan jarak jauh.
Peneliti Bulan Christopher Hamilton dari Arizona University adalah salah satu ilmuwan yang ikut gembira mendengar kabar ini. Ia mencatat tujuan pendaratan di Bulan kali ini berbeda dari yang dicapai oleh misi Apollo oleh NASA AS 50 tahun lalu.
"Yang pertama adalah komunikasi garis pandang dengan Bumi, yang kedua adalah ketersediaan cahaya, dan yang ketiga adalah air," ujarnya seperti dikutip dari Azpm.
"Tempat-tempat yang memiliki ketiga hal tersebut benar-benar merupakan landmark masa depan yang membuat semua orang tertarik untuk mengunjunginya saat ini," sambungnya.
Hamilton menjelaskan, pencapaian besar berikutnya adalah para ahli geologi astronaut yang memeriksa sampel material Bulan di permukaan Bulan itu sendiri.
"Kesempatan untuk mempelajari berbagai hal di suatu tempat sangatlah penting karena memungkinkan kita melihat apa yang ada di lingkungan yang tidak terganggu," ujarnya.
Para ilmuwan memperkirakan, air dalam bentuk es dapat ditemukan di daerah yang gelap secara permanen di dekat kutub selatan Bulan. Program Artemis NASA dijadwalkan mengirim astronaut untuk menjelajahi wilayah permukaan Bulan tersebut pada awal tahun 2025.
Kutub Selatan Bulan
Keberhasilan India mendaratkan Chandrayaan-3 di kutub selatan Bulan menjadikannya negara keempat di dunia yang berhasil melakukan pendaratan di Bulan, setelah Uni Soviet, AS, dan China, sekaligus menjadi negara pertama yang mendarat di kutub selatan Bulan, tempat di Bulan yang menjadi incaran semua negara saat ini.
Kutub selatan telah diidentifikasi sebagai kemungkinan lokasi potensial untuk mendukung kehidupan di masa depan. Kutub itu juga menjadi perbatasan baru untuk misi eksplorasi Bulan.
Ilmuwan tertarik meneliti keberadaan es di kutub selatan Bulan, karena mereka dapat memberikan catatan tentang gunung berapi di Bulan, material yang dibawa komet dan asteroid ke Bumi, dan asal muasal lautan.
Jika es tersedia dalam jumlah yang cukup, es tersebut dapat menjadi sumber air minum untuk misi eksplorasi Bulan berikutnya. Es juga bisa dipecah untuk menghasilkan hidrogen sebagai bahan bakar dan oksigen untuk bernafas untuk mendukung misi ke Mars atau penambangan di Bulan.
Simak Video "China Kebut Fase Keempat Proyek Eksplorasi Bulan"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)