Dampak Wara-wiri Starlink Pada Pengamatan Astronomi di Indonesia

Untuk menghadirkan layanan internet berbasis satelit, Starlink harus wara wiri mengitari Bumi. Dengan jumlahnya yang mencapai ribuan, konstelasi satelit internet milik Elon Musk itu sudah menimbulkan persoalan bagi pengamatan astronomi, termasuk di Indonesia.
Jumlah Starlink di orbit rendah Bumi itu akan terus bertambah seiring dengan ambisi SpaceX yang menargetkan sebanyak 42 ribu satelit beroperasi di masa mendatang. Adapun saat ini, seperti dikutip dari Space, terhitung pada Juli 2023 terdapat 4.519 Starlink yang sudah di jalur orbit.
Periset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan dalam konteks objek satelitnya, wahana tersebut sudah melintasi langit Indonesia.
"Dari sudut pandang astronomi, sekian banyak satelit Starlink yang ada di orbit pasti melintasi banyak negara. Indonesia yang berada di ekuator pasti terlintasi oleh Starlink, terlepas menggunakan atau tidak menggunakan layanan komunikasi data oleh Starlink," tutur Thomas saat dihubungi detikINET, Jumat (1/9/2023).
Lebih lanjut, kata Thomas, ada dua macam gangguan yang diakibatkan banyaknya satelit Starlink terhadap pengamatan astronomi secara umum.
Pertama adalah apa yang disebut sebagai astronomi optik. Pantulan cahaya matahari oleh Starlink pada awal dan akhir malam berpotensi mengganggu terhadap citra astronomi.
"Cahaya satelit yang melintas akan meninggalkan jejak goresan cahaya pada citra astronomi," kata Thomas.
Kedua, terkait astronomi Radio. Disampaikannya, pancaran gelombang radio starlink berpotensi mengganggu perekaman objek astronomi pada frekuensi tertentu. Keresahan serupa juga menimpa ilmuwan astronomi di mancanegara. Adapun Elon Musk pernah berjanji Starlink tidak akan mengganggu pengamatan angkasa.
"Kami akan memastikan Starlink tidak memiliki efek material terhadap penemuan dalam astronomi. Kami sangat peduli dengan sains," tulis Musk beberapa waktu silam. Musk mengatakan konstelasi satelit ini bisa dipindah orientasinya untuk mengurangi refleksi sinar matahari. Ia juga menekankan ada ribuan atelit di orbit dan keberadaannya tidak pernah diperhatikan oleh publik.
"Starlink tidak akan dilihat oleh siapa pun kecuali mereka melihat dengan seksama dan akan memiliki dampak ~0% pada kemajuan astronomi," ujar pria kelahiran Afrika Selatan ini.
Simak Video "Luhut Bawa Starlink ke RI, Bagaimana Nasib Satelit Satria-1?"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/agt)