• Home
  • Berita
  • Rokok Elektrik 95% Lebih Aman dari Rokok, Tahunya Disinformasi

Rokok Elektrik 95% Lebih Aman dari Rokok, Tahunya Disinformasi

Redaksi
May 03, 2023
Rokok Elektrik 95% Lebih Aman dari Rokok, Tahunya Disinformasi
Jakarta -

Rokok elektrik atau vape mulai terkenal sekitar tahun 2013. Benda ini dianggap bisa menggantikan rokok dengan klaim lebih aman untuk tubuh. Bahkan, ada informasi yang menyebut rokok elektrik 95% lebih aman dari rokok konvensional. Padahal itu merupakan disinformasi yang selama ini beredar.

Dalam makalah tahun 2014, sebagian kecil peneliti merinci hasil temuan soal rokok elektrik. Dari penelitian itu, mereka menilai sistem pengiriman nikotin elektronik (e-rokok) 'hanya 4%' dari bahaya relatif maksimum rokok.

Tapi ditekankan, bahwa pemahaman mereka tentang potensi bahaya rokok elektrik masih pada tahap yang sangat awal. Itu dikarenakan mereka tidak memiliki 'bukti kuat untuk bahaya sebagian besar produk pada sebagian besar kriteria' yang mereka teliti. Dengan kata lain, mereka menegaskan penelitian mereka secara metodologis masih lemah.

Nah, dari penelitian dasar itu, narasi rokok elektrik 95% lebih tidak berbahaya daripada rokok tembakau tiba-tiba saja menjadi hal yang diyakini benar 100%.

Awal mula disinformasi

Mengutip Science Alert, Public Health England menggunakan angka 95% dalam tinjauan rokok elektrik tahun 2015. Kendati demikian, mereka lalai dalam memberikan peringatan soal penelitian yang belum matang tersebut.

Hal ini memicu kritik luas dari para ahli. Sebuah editorial di jurnal medis The Lancet melabeli makalah tahun 2014 itu sebagai 'fondasi yang sangat tipis' yang bisa dijadikan dasar kesimpulan utama.

Catatan editorial The Lancet menilai hampir tidak ada bukti sama sekali dari penelitian itu dan orang yang terlibat di dalamnya disebut tidak memiliki pengalaman di bidang pengendalian tembakau.

Dari Public Health England, narasi 'vape 95% lebih tidak berbahaya dari pada rokok tembakau' juga menyebar ke iklan-iklan rokok elektrik.

Bagaimana faktanya?

  • Penggunaan e-rokok melibatkan penghirupan zat beracun dan dikaitkan dengan keracunan, cedera paru-paru, dan luka bakar
  • Rokok elektrik nikotin dapat menyebabkan ketergantungan atau kecanduan pada non-perokok
  • Non-perokok muda yang menggunakan e-rokok lebih mungkin dibandingkan non-pengguna untuk memulai merokok dan menjadi perokok biasa
  • E-rokok tidak mengurangi bahaya jika pengguna terus merokok (seperti yang kebanyakan dilakukan).


Simak Video "Australia Bakal Larang Produk Vape Sekali Pakai"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/afr)
back to top