• Home
  • Berita
  • Refarming Frekuensi 2,1 GHz Beres, Kominfo Sebut Internet RI Makin Tokcer

Refarming Frekuensi 2,1 GHz Beres, Kominfo Sebut Internet RI Makin Tokcer

Redaksi
Feb 12, 2023
Refarming Frekuensi 2,1 GHz Beres, Kominfo Sebut Internet RI Makin Tokcer

Penataan ulang atau refarming pita frekuensi radio 2,1 GHz secara nasional telah selesai. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan kualitas layanan internet Indonesia akan semakin oke.

Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo, Denny Setiawan, mengatakan secara keseluruhan terdapat total 16 cluster yang ditata ulang frekuensi 2,3 GHz dimulai sejak 1 Desember 2022 dari paling timur Indonesia dan telah tuntas pada 7 Februaro 2023 di cluster paling barat Indonesia.

Dalam proses refarming 2,1 GHz ini, melibatkan tiga operator seluler yang menghuni spektrum tersebut, yakni Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, dan XL Axiata. Adapun jumlah site yang ditata ulang sebanyak 116.662 site dengan rincian masing-masing operator seluler, yaitu Indosat 35.647 site, Telkomsel 54.093 site, dan XL Axiata 26.922 site.

Keputusan melakukan refarming 2,1 GHz diambil karena adanya penetapan yang tidak contiguous pada pita frekuensi radio 2,1 GHz, yang mana perlu ditata ulang agar berdampingan.

"Refarming dilakukan karena memperhatikan hasil seleksi pengguna pita frekuensi radio pada rentang 1975 - 1980 MHz berpasangan dengan 2165 - 2170 MHz yang ditetapkan kepada PT Telekomunikasi Selular, sehingga terdapat penggunaan pita frekuensi radio 2,1 GHz yang tidak berdampingan (non-contiguous)," jelas Denny dalam siaran persnya.

Dengan berakhirnya refarming, ini kondisi pita frekuensi 2,1 GHz yang terbaru seperti pada gambar di bawah ini.

Denny menjelaskan saat proses refarming 2,1 GHz dilakukan tengah malam untuk meminimalisir potensi gangguan layanan masyarakat. Dan, Kominfo mengklaim refarming tersebut berjalan lancar.

Kominfo mengharapkan penetapan pita yang berdampingan pada pita frekuensi radio 2,1 GHz akan memberikan banyak keuntungan dan manfaat bagi masyarakat dan pelaku usaha pengguna layanan seluler.

"Manfaat refarming tersebut terkait dengan perbaikan kualitas layanan yang dapat dinikmati oleh pelanggan, baik itu layanan 4G maupun 5G terlebih pita frekuensi radio 2,1 GHz merupakan salah satu capacity band dengan bandwidth yang lebar," tuturnya.

Peningkatan kualitas layanan tersebut, imbuh Denny, dimungkinkan karena terciptanya optimalisasi penggunaan spektrum frekuensi radio. Sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kecepatan akses internet mobile broadband yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

"Karena spektrum frekuensi radio dapat dimanfaatkan secara optimal, maka kapasitas jaringan seluler pun akan turut meningkat sehingga mampu mengimbangi pertumbuhan traffic data yang terus bertumbuh pesat, bahkan di sejumlah titik saat ini terjadi kepadatan jaringan (network congestion)," jelasnya.

Denny mengharapkan kondisi pita frekuensi radio 2,1 GHz yang berdampingan usai ditata ulang akan memberikan peningkatan kemudahan dan efisiensi dalam proses implementasi jaringan maupun upgrade teknologi mobile broadband oleh operator.

"Diharapkan khususnya kepada PT Indosat Tbk dan PT Telekomunikasi Selular, setelah penetapan pita frekuensi radio 2,1 yang berdampingan, layanan seluler terutama internet cepat kepada masyarat dapat menjadi lebih baik lagi," pungkas dia.

back to top