• Home
  • Berita
  • Kecepatan Internet RI Lambat, Menkominfo Panggil APJII dan Operator

Kecepatan Internet RI Lambat, Menkominfo Panggil APJII dan Operator

Redaksi
Jan 25, 2024
Kecepatan Internet RI Lambat, Menkominfo Panggil APJII dan Operator
Jakarta -

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi memanggil Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan operator seluler. Pertemuan ini untuk membahas peningkatan kecepatan internet Indonesia yang terbilang masih lambat.

Budi mengatakan kecepatan internet di Indonesia masih rendah. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada pada peringkat 9 dari 11 negara. Oleh karena itu, Menkominfo mendorong ekosistem internet di Indonesia merumuskan solusi konkret.

"Berdasarkan data per bulan Desember 2023, kecepatan internet mobile Indonesia hanya mencapai 24,96 Mbps. Sedangkan untuk jaringan fixed broadband 27,87 Mbps. Maka kita berembuk bersama dan menemukan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan ini," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/1/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disampaikan Budi ada tiga aspek penting untuk meningkatkan kecepatan internet Indonesia, yaitu melalui kesehatan industri, kualitas dan perluasan layanan, serta pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data Direktorat Telekomunikasi Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) Kementerian Kominfo Tahun 2023, tarif efektif layanan data melalui Jaringan Bergerak Seluler (Mobile Broadband) turun secara signifikan setiap tahun, dengan rata-rata tingkat penurunan setiap tahun (CAGR) periode 2017-2023 sebesar 17.72%.

Menurut Menkominfo proporsi beban biaya dibandingkan pendapatan pada operator seluler pada periode Q2 tahun 2023 berada pada kisaran 70% - 106%.

"Sehingga kecil peluang bagi operator seluler untuk menurunkan lagi tarif mobile broadband seperti periode-sebelumnya. Penerapan tarif ke depan perlu mempertimbangkan capex (capital expenditure) untuk penggelaran 5G yang besarnya beberapa kali lipat dari Capex 4G," tuturnya.

Guna memperbaiki kualitas dan perluasan layanan, Menkominfo Budi menekankan investasi capex yang mencukupi. Sementara, pembiayaan untuk capex bergantung pada profitabilitas dan model pembiayaan lain yang menjadi beban operator.

Makin besar permintaan layanan dari pengguna diperlukan upaya untuk mengurangi beban operator agar dapat memperbaiki dan memperluas layanannya," jelasnya.

Dari aspek pertumbuhan ekonomi, Budi mengutip data International Telecommunication Union (ITU) Tahun 2022 yang menunjukkan presentase tarif Mobile Broadband Indonesia terhadap Gross National Income (GNI) per kapita sebesar 1,1% (Tarif MBB 2GB USD 3,78). Sedangkan tarif Fixed Broadband terhadap GNI per kapita sebesar 6.13% (Tarif FBB 20 Mbps USD 20,97).

"Hal ini berarti jika biaya yang dialokasikan masyarakat untuk membeli layanan broadband makin tinggi presentasenya, maka semakin sulit masyarakat mendapatkan layanan broadband atau harga tidak terjangkau masyarakat," pungkas dia.



Simak Video "Peserta Pemilu Diminta Beri Keterangan Bila Produk Kampanye Gunakan AI"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/fyk)
back to top