In Memoriam Lucky Sebastian, Sang Suhu Gadget yang Jadi Panutan

Banyak jalan seseorang tercebur menyukai bahkan tergila-gila akan sesuatu. Lucky Sebastian, jauh sebelum ia dikenal sebagai 'suhu' dan panutan di dunia per-gadget-an, mengaku awalnya tak sengaja menjadi gadget enthusiast.
"Sejak punya gadget yang nggak bisa diperbaiki," demikian jawab pria asal Bandung ini seraya tersenyum, saat ditanya detikINET bagaimana mulanya dia kecebur di dunia gadget, circa 2012.
Ya, PDA phone rusak milik Lucky bisa jadi adalah benda ajaib yang berhasil memikatnya dan menjadi jatuh cinta kepada gadget.
"Waktu itu kita tidak punya service center. Smartphone masih baru pada saat itu. Orang mulai pakai gadget seperti PDA dan Pocket PC. Tapi kalau rusak, kita nggak tahu harus perbaiki ke mana. Paling dekat ke Singapura," kenangnya.
Gara-gara kesulitan ini, Lucky yang kala itu berprofesi sebagai arsitek menyadari pentingnya sebuah komunitas. Di komunitas, dia bisa menemukan pemecahan masalah gadget karena ada banyak orang punya problem yang sama seperti dirinya.
"Di komunitas kita saling berbagi informasi yang kita tahu. Akhirnya menumbuhkan ketertarikan pada gadget," ujarnya.
Lucky lantas berpikir untuk membentuk komunitas Bandung PDA Community. Bekerja sama dengan operator, Lucky pun mulai memperkenalkan kegunaan PDA kepada khalayak melalui berbagai seminar dan pertemuan.
Sejak aktif di komunitas, Lucky terus mengikuti perkembangan gadget dan belajar secara otodidak. Dari sini pula, kesenangan mengoprek gadget kian tumbuh. Entah sudah berapa banyak gadget yang menjadi 'korbannya'.
Keingintahuan yang besar dan semangat terus belajar membuatnya tak pernah ketinggalan mengikuti kemunculan beragam gadget terbaru, mencobanya, hingga membuatnya ketagihan mengoprek.
Hal ini pula yang mendorongnya membentuk komunitas gadget yang lebih luas, bernama Gadtorade, singkatan dari Gadget to Trade, pada 2001. Mailing list ini memudahkan setiap anggotanya mencari informasi tentang jual beli berbagai macam gadget, seperti smartphone, notebook, atau kamera.
"Dulu kan belum banyak toko gadget. Jadi inginnya nggak hanya ngomongin software. Kalau ada teman-teman yang umumnya dari luar negeri mau jual gadget, atau menawarkan mau titip atau tidak, bagaimana kasih tahunya? Nah, lalu saya bikin Gadtorade," tuturnya.
Semakin serius menekuni komunitasnya, ditambah lagi Lucky juga membuka toko gadget Gadtorade--Lucky lebih suka menyebutnya warung gadget--di sinilah suami dari Anna Maria ini mulai galau.
"Seiring berjalannya waktu saya semakin senang gadget, akhirnya jadi hobi. Ada jalan ketika menemukan hobi, ada kesempatan punya wadah seperti Gadtorade, kemudian punya warung. Jadi bercabang jalan saya, apakah mau terus di arsitek atau mengikuti hobi," kisah Lucky.
Akhirnya, kata hati Lucky memenangkan perdebatan batin ini. Pada 2004, lulusan Teknik Arsitektur Universitas Parahyangan Bandung itu meninggalkan pekerjaannya sebagai arsitek dan memilih mendalami perkembangan gadget.
"Banyak orang bilang nggak nyambung. Arsitek kok jadi dagang gadget. Tapi yah, lebih berat ke hobi," ungkapnya seraya tertawa.
Sangat menarik membicarakan perkembangan Gadtorade. Siapa sangka, mailing list ini berkembang menjadi komunitas gadget terbesar di Indonesia, dengan anggotanya yang mencapai lebih dari 10.000 orang.
Mailing list ini bebas diikuti siapa saja, tetapi tetap teratur. Gadtorade memiliki admin atau moderator yang memantau postingan agar kontennya terarah kepada semua hal yang berkaitan dengan gadget. Satu bulan, ada 8.000 - 10.000 email hilir mudik di sana.
"Arus informasi di sana terbilang cepat, dan termasuk yang latest. Mereka tahu tentang smartphone, tablet, kamera, pokoknya semua informasi gadget terkumpul di sana," ujar pria ramah yang akrab disapa Kang Lucky ini.
Melalui komunitas ini pula, Lucky kerap 'meracun', demikian istilahnya, membagi pengetahuan gadget kepada anggota melalui tulisan-tulisannya. Dari situ, banyak anggota yang terkena 'racunnya'.
"Biasanya mereka jadi 'teracun' yah, misalnya yang tadinya nggak pakai sebuah gadget jadi pakai, yang belum punya jadi pengen punya," katanya terbahak.
Tapi disebutkan pria humoris ini, tujuan utama sebenarnya bukan mengenai perangkatnya, melainkan lebih ke arah bagaimana seseorang memaksimalkan gadgetnya.
Selain di komunitasnya sendiri, Lucky juga kerap diminta berbicara di berbagai seminar. Pada awal kehadiran Blackberry di Indonesia, dia turut menjadi pelopor memperkenalkan perangkat ini ke publik.
Demikian juga ketika muncul sistem operasi Android, Lucky yang sangat tertarik dengan teknologi baru ini mulai mendalaminya, lantas membagikan pengetahuannya melalui tulisan di mailing list, blog, majalah teknologi informasi maupun akun Twitternya @gadtorade.
Salah satu hal yang menjadikan Lucky panutan banyak orang di dunia gadget adalah semangatnya berbagi ilmu dan bersedia 'dicolek' kapan saja jika ada orang yang ingin mencuri ilmu baru darinya.
Hal ini juga terlihat di komunitas Gadtorade. Lucky pernah menyebut, di komunitasnya, beragam anggota yang menggunakan platform berbeda sengaja 'diadu' ketika membicarakan keunggulan masing-masing platform. Tujuannya hanya satu, mendapatkan ilmu baru.
"Lucu memang, masing-masing ada fanboy-nya lah. Kita memang sengaja diadu-adu, dipanas-panasi begitu. Akhirnya ilmu tuh keluar. Yang bilang Android nggak bisa begini, nanti jagonya di Android keluar, menjelaskan bahwa sebenarnya bisa loh, caranya begini-begini," paparnya.
Menurutnya, dengan cara dipancing seperti ini, mereka yang jago akan sendirinya keluar dan mengajarkan yang belum tahu. Meski disentil, dikatakannya tidak sampai terjadi seseorang merasa sakit hati dan jadi bermusuhan.
"Karena semangatnya berbagi. Lucu lah, saling mengejek tapi dari situ trik-trik keluar. Kalau mengundang pembicara untuk hal-hal seperti itu bayarnya mungkin jutaan. Di sini (Gadtorade), ilmu seperti itu gratis," katanya.
Tak heran jika banyak yang berduka atas kepergiannya. Semua kenangan tentang seorang Lucky Sebastian berhamburan menemani duka yang dirasakan komunitas gadget enthusiast dan tech reviewer. Sosok itu sudah berpulang ke Sang Pencipta. Lucky Sebastian mengembuskan napas terakhir, Senin (13/2/2023) di Bandung.
Selamat jalan, Kang Lucky...