• Home
  • Berita
  • Hacker Pakai ChatGPT Buat Bikin Malware

Hacker Pakai ChatGPT Buat Bikin Malware

Redaksi
Feb 12, 2023
Hacker Pakai ChatGPT Buat Bikin Malware

Penjahat dunia maya memanfaatkan ChatGPT untuk membuat bot Telegram yang bisa menulis malware dan mencuri data.

Sejauh ini, jika pengguna meminta ChatGPT menulis email phishing yang menyamar sebagai bank atau membuat malware, ia tidak akan menuruti perintah tersebut.

Kemudian, hacker mencari celah dan berupaya mengatasi pembatasan ChatGPT tersebut. Ada obrolan aktif di forum underground yang mengungkapkan cara menggunakan OpenAI API untuk menerobos batasan ChatGPT.

"Ini kebanyakan dilakukan dengan membuat bot Telegram yang menggunakan API (OpenAI). Bot ini diiklankan di forum peretasan untuk meningkatkan keterpaparan mereka," menurut CheckPoint Research (CPR), dikutip dari News18.

Sebelumnya, perusahaan keamanan cyber menemukan bahwa penjahat dunia maya menggunakan ChatGPT untuk meningkatkan pengkodean pada malware Infostealer dasar mulai tahun 2019.

Ada banyak diskusi dan penelitian tentang bagaimana penjahat cyber memanfaatkan platform OpenAI, khususnya ChatGPT, untuk menghasilkan konten berbahaya seperti email phishing dan malware.

Versi API OpenAI saat ini digunakan oleh aplikasi eksternal dan sangat sedikit fungsi yang memungkinkan tindakan anti-penyalahgunaan.

Penjahat cyber mencari cara memanfaatkan platform ini untuk pembuatan konten berbahaya seperti email phishing dan kode malware.

Di forum underground, CPR menemukan penjahat dunia maya mengiklankan layanan yang baru dibuat, dan bot Telegram menggunakan OpenAI API tanpa batasan.

"Penjahat dunia maya membuat skrip dasar yang menggunakan API OpenAI untuk melewati pembatasan anti-penyalahgunaan," catat para peneliti keamanan.

Perusahaan keamanan dunia maya juga mencatat adanya upaya penjahat cyber Rusia mengakali batasan OpenAI dan menggunakan ChatGPT untuk tujuan jahat.

"Penjahat cyber semakin tertarik dengan ChatGPT, karena teknologi AI di belakangnya dapat membuat peretas lebih hemat biaya," kata peneliti.

back to top