• Home
  • Berita
  • Bos OpenAI Sebut Percuma Manusia Bikin Bunker Kiamat

Bos OpenAI Sebut Percuma Manusia Bikin Bunker Kiamat

Redaksi
Dec 15, 2023
Bos OpenAI Sebut Percuma Manusia Bikin Bunker Kiamat
Jakarta -

Bisakah bunker kiamat menyelamatkan kita dari berbagai ancaman seperti perang nuklir, bencana alam, atau mungkin serangan zombie? Lalu bagaimana dengan ancaman kecerdasan buatan (Al) yang menjadi begitu kuat dan cerdas sehingga melampaui dan merugikan manusia? Bisakah bunker ini menyelamatkan kita dari kiamat Al? Menurut CEO OpenAI Sam Altman, jawabannya adalah tidak.

Altman merupakan salah satu pemimpin teknologi yang telah memperingatkan potensi bahaya Al, khususnya kecerdasan umum buatan (AGI), yaitu Al yang dapat melakukan apa pun yang bisa dilakukan manusia, bahkan melakukannya lebih baik dari manusia.

Dalam wawancara dengan Forbes, Altman mengatakan bahwa dia tidak memiliki bunker kiamat. Ia tidak mau mengikuti jejak sejumlah elit teknologi yang kabarnya membeli bunker mewah di lokasi terpencil seperti Selandia Baru. Dia bercanda bahwa bunker tidak akan membantu jika AGI melakukan kesalahan, karena AGI akan dapat menemukan dan menghancurkannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"AGI akan menghancurkannya. Satu-satunya cara untuk mencegah kiamat akibat AI mencegah kiamat Al adalah dengan menyelaraskan Al dengan nilai-nilai dan tujuan kemanusiaan serta memastikan bahwa manusia dapat mengendalikan dan bekerja sama dengan AI," ujarnya seperti dikutip dari Times of India.

Altman juga mengatakan bahwa dirinya tidak yakin dengan gagasan melarikan diri ke planet lain seperti Mars, sebagai solusi jika terjadi masalah genting akibat Al. Altman mengatakan bahwa dia mencintai Bumi dan ingin menjadikannya lebih baik, bukan malah meninggalkannya. "Saya optimistis terhadap masa depan umat manusia dan Al, dan saya harap Al akan membantu manusia mengatasi tantangan terbesar yang dihadapi dunia, seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan penyakit," harapnya.

Pandangan Altman tentang bunker dan Al tidak dimiliki oleh semua orang di industri teknologi.Beberapa orang berpendapat bahwa bunker adalah tindakan pencegahan yang masuk akal terhadap berbagai risiko, bukan hanya Al. Misalnya Clyde Scott, CEO Atlas Survival Shelters, sebuah perusahaan yang menjual bunker. Ia mengatakan bahwa pelanggannya termasuk para petinggi perusahaan teknologi yang mengkhawatirkan berbagai skenario, seperti Perang Dunia III, invasi China, Rusia, Iran, dan Korea Utara.

la mengatakan, bisnisnya berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. "Ketika perang pecah di Ukraina, telepon saya berdering setiap 45 detik selama sekitar dua minggu," kata Scott. Berdasarkan laporan Bloomberg, selama dua tahun terakhir, banyak pengusaha dari Silicon Valley membeli bunker dan secara strategis menempatkannya di Selandia Baru.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi skenario apokaliptik seperti perang nuklir, epidemi mematikan, atau pemberontakan revolusioner seperti Revolusi Prancis yang menyasar kaum elit. Jika situasi semacam itu terjadi, orang-orang kaya ini berniat segera menaiki jet pribadi dan berlindung di bunker yang telah mereka siapkan.

Sementara itu tokoh teknologi lain berpikir bahwa Al tidak seberbahaya yang disebutkan Altman. Misalnya pionir deep learning dan mantan peneliti Google Geoffrey Hinton. Kepada New York Times ia pernah mengatakan tidak khawatir Al akan menjadi jahat atau manusia super. Menurut Hinton, Al akan bermanfaat bagi umat manusia dan manusia akan selalu lebih unggul daripada mesin, karena manusia yang menciptakan mesin tersebut.

Perdebatan mengenai bunker dan Al mencerminkan ketidakpastian dan keragaman pendapat tentang masa depan Al dan dampaknya terhadap masyarakat. Sementara beberapa orang memperkirakan skenario terburuk, ada pula yang mengharapkan skenario terbaik.



Simak Video "Dahsyatnya Badai Otis Tewaskan 27 Orang di Meksiko"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)
back to top