• Home
  • Berita
  • Bill Gates Bahas Nasi dan Makanan Pokok Masa Depan

Bill Gates Bahas Nasi dan Makanan Pokok Masa Depan

Redaksi
May 04, 2024
Bill Gates Bahas Nasi dan Makanan Pokok Masa Depan
Jakarta -

Bill Gates dalam postingan terbaru di blognya membahas soal makanan pokok termasuk nasi. Khususnya ia mengupas topik mengenai bahan makanan apa yang paling cocok di masa depan.

"Biji-bijian apa yang dimakan keluarga Anda saat tumbuh dewasa? Saya berasal dari Amerika Serikat, di mana gandum dan jagung adalah raja. Tapi jika saya lahir di Asia Timur, saya mungkin akan makan lebih banyak nasi saat masih kecil," tulisnya. Memang, nasi adalah makanan pokok di banyak wilayah Asia termasuk Indonesia.

Jika besar di Afrika Barat, kita mungkin pernah makan biji-bijian kuno bernama fonio. Fonio memberi makan keluarga-keluarga di Afrika Barat lebih dari 5.000 tahun, lebih lama dibanding biji-bijian lain yang dibudidayakan di benua tersebut. "Itu membuatnya lebih tua dari toilet, roda, dan bahkan tulisan," sebutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bentuknya butiran super kecil. Fonio bagian keluarga biji-bijian kuno bernama millet. Millet ada selama berabad-abad, namun saat ini mengalami kebangkitan kembali. "Baik bagi konsumen yang suka rasanya maupun bagi petani yang menghargai betapa dapat diandalkannya millet untuk bercocok tanam," papar sang pendiri Microsoft.

Fonio mudah ditanam. Tinggal menunggu hujan lebat, mengolah tanah, lalu menebar benih. Dua bulan kemudian bisa dipanen. "Tak heran petani di Afrika Barat menyebutnya 'tanaman petani malas'. Fonio tumbuh di Sahel, wilayah semi kering selatan Gurun Sahara. Untuk tumbuh subur di sana, tanaman harus tahan kekeringan dan mampu tumbuh di tanah berkualitas buruk. Fonio tak hanya menangani kondisi kering dengan mudah tapi bahkan meremajakan tanah seiring pertumbuhannya," jelas Gates.

ADVERTISEMENT

Menurut Gates, ketika perubahan iklim membuat musim tanam kian sulit diprediksi, tanaman seperti millet akan makin penting. Millet secara alami memiliki banyak kualitas yang dicari petani dalam suatu tanaman, dan dapat memainkan peran penting dalam membantu petani beradaptasi terhadap pemanasan dunia.

"Mereka juga dapat membantu kita melawan malnutrisi. Ketika orang Eropa pertama kali tiba di Afrika Barat, mereka menyebut fonio sebagai nasi lapar karena pertumbuhannya sangat cepat sehingga Anda bisa memakannya saat makanan lain tak tersedia. Saat ini, banyak orang mungkin menyebutnya sebagai makanan super," cetus Gates.

Fonio adalah sumber protein, serat, zat besi, seng dan beberapa asam amino. "Di dunia di mana ketahanan pangan semakin tidak menentu di beberapa bagian dunia, makanan-makanan ini bisa menjadi sebuah terobosan," lanjutnya.

Jika millet punya banyak manfaat, mengapa tidak dimakan di mana-mana? Dalam kasus fonio, jawabannya karena sulit memprosesnya dalam skala komersial. Bagian yang diimakan dikelilingi bagian yang keras, yang secara tradisional dikeluarkan oleh para wanita terampil memakai lesung dan alu atau kaki untuk memecahkan cangkang.

"Ini adalah proses yang memakan banyak waktu dan tenaga sehingga sulit menghasilkan keuntungan. Di Senegal, hanya 10% fonio yang ditanam dijual di pasar, hampir semuanya dikonsumsi langsung oleh petani dan keluarganya," papar Gates.

"Untungnya itu berubah. Terra Ingredients, perusahaan Amerika, baru-baru ini bermitra dengan perusahaan Senegal bernama CAA membangun fasilitas pemrosesan komersialdi Dakar. Saya mengunjunginya selama perjalanan saya, dan sungguh menginspirasi melihat mereka memungkinkan petani lokal mendapat penghidupan lebih baik," tambahnya.



Simak Video "Bill Gates Sambut Janji Donasi Arab Saudi Perangi Polio"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)
back to top