ARM Mau Jual Saham ke Publik, Incar Kapitalisasi Rp 1.070 Triliun

Perusahaan pendesain chip ARM mendaftar untuk melakukan initial public offering (IPO) di Amerika Serikat, alias menjual sahamnya ke publik.
Dalam IPO tersebut, ARM diperkirakan akan menjadi salah satu perusahaan teknologi dengan kapitalisasi tertinggi, dengan perkiraan kapitalisasi USD 70 miliar atau Rp 1.070 triliun.
Langkah IPO ini diambil SoftBank, memborong saham ARM yang tersisa sebesar 25% dengan nilai USD 16 miliar, atau dengan kata lain saat ini nilai ARM adalah USD 64 miliar, demikian dikutip detikINET dari GSM Arena, Senin (28/8/2023).
Bloomberg menyebutkan ARM mengincar dana sebesar USD 10 miliar dalam IPO tersebut. Namun sampai saat ini jumlah saham yang akan dijajakan dalam IPO tersebut belum diungkap.
Dalam pendaftaran tersebut, ARM mengklaim 70% dari populasi dunia menggunakan produk berbasis chip ARM, dan mereka punya pangsa pasar 49% dengan nilai lebih dari USD 200 miliar pada tahun 2022 lalu.
Ya, sebagai informasi, ARM adalah perusahaan yang mendesain dan memegang lisensi untuk berbagai teknologi yang ada di dalam system on a chip (SoC) di dalam HP, tablet, atau bahkan laptop, yang banyak beredar saat ini.
Saat bisnis HP sedang melemah seperti saat ini, ARM mulai mengalihkan perhatiannya ke ranah otomotif, cloud computing, dan tentu saja kecerdasan buatan (AI) yang sedang populer.
Dalam pendaftaran tersebut ARM juga mencantumkan risiko yang bisa berdampak pada bisnis mereka. Menurutnya, IPO ini berpotensi menjadi masalah ekonomi dan politik dengan China, yang merupakan pasar HP terbesar dunia.
Pemasukan royalti penggunaan paten dari negara-negara Asia pun menurun pada tahun 2022.
ARM sebelumnya sempat diincar untuk diakuisisi oleh Nvidia dengan nilai USD 40 miliar. Namun rencana akuisisi tersebut dibatalkan karena ditentang oleh banyak pihak, dari mulai regulator sampai berbagai perusahaan besar.
"Nvidia dan SBG (SoftBank Group) sudah setuju untuk membatalkan perjanjian pada 8 Februari 2022 karena masalah regulasi besar yang menghalangi perwujudan dari transaksi meskipun kedua belah pihak sudah menunjukkan itikad baik," tulis SoftBank dalam pernyataannya pada Februari 2022.
Rencana akuisisi Arm oleh Nvidia pertama diumumkan pada September 2020, dan saat itu rencana ini mengguncang dunia teknologi dan berbagai bisnis lain karena nilainya yang sangat besar.
Akuisisi tersebut, jika berhasil, akan membuat Nvidia bisa mengontrol perusahaan yang ada di balik arsitektur dan bermacam kekayaan intelektual yang ada di berbagai chip di seluruh dunia. Dari mulai chip untuk ponsel, tablet, sampai server.
Kegagalan akuisisi ini sebenarnya hal itu sudah bisa ditebak sebelumnya. Pasalnya sejak rencana tersebut diumumkan banyak pihak yang menentangnya.
Baik itu dari sisi perusahaan, maupun dari sisi pemerintahan berbagai negara. Seperti pemerintahan Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa. Bahkan badan perdagangan AS FTC pun sudah menggugat Nvidia untuk menyetop proses akuisisi tersebut.
Simak Video "Banyak Peminat Setelah Gunakan AI, Nvidia Langsung Untung Gede"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)