Terkuak, Usia Sebenarnya Makam Yesus di Yerusalem

Tempat peristirahatan akhir bagi Yesus Kristus diyakini berada di Gereja Makam Kudus, Yerusalem. Sudah banyak rekonstruksi yang dilakukan selama bertahun-tahun dengan berbagai macam pemicu, seperti bencana alam, serangan, dan kerusakan lain. Maka dari itu, para peneliti cukup kesulitan dalam mencari bukti yang dapat membenarkan atau membantah klaim besar dari gereja ini.
Pada tahun 1980, Dr. James Tabor, seorang arkeolog asal North Carolina University, Amerika serikat, sebelumnya mengklaim hasil penemuannya tentang keberadaan makam asli Yesus. Ia menyatakan bahwa makam tersebut terdapat peti mati kuno yang berisi dengan tulang-belulang manusia.
Penemuan tersebut juga mencatat adanya tulisan dalam bahasa Yunani yang jika diterjemahkan maka akan berarti 'Tuhan, bangkitlah bangkitlah!'.
Dr James Tabor bahkan menyatakan bahwa Yesus dan Maria Magdalena dimakamkan bersama. Temuan dari riset ini tentunya memicu kontroversi di kalangan rohaniawan Kristen yang menduganya kebohongan semata. Terutama setelah para arkeolog lain memeriksa hasil riset mereka dan menemukan ketidakakuratan letak keberadaan makam dan usia sarkofagus (peti mati kuno) tersebut.
Namun kemudian, para ahli arkeolog untuk pertama kalinya setelah lebih dari 500 tahun, akhirnya menyepakati bahwa temuan terbaru tersebut merupakan makam Yesus yang diyakini asli. Dilansir dari National Geographic, Sabtu (2/3/2024), pada tahun 2017 peneliti mengumumkan bahwa makam tersebut, yang terletak di Gereja Makam Kudus di Kota Tua Yerusalem (Church of the Holy Sepulchre in the Old City of Jerusalem) kemungkinan berusia sekitar 1.679 tahun atau sejak 345 M.
Meskipun penelitian ini belum dapat memberikan kepastian secara mutlak tentang apakah makam ini adalah tempat perisirahatan terakhir Yesus, namun tanggal tersebut sesuai dengan data sejarah yang mencatat bahwa makam ini pernah ditemukan oleh orang Romawi dan diabadikan pada tahun 326 M, yang mana merupakan masa kekuasaan Kaisar Konstantin, kaisar Kristen pertama di Roma.
Tidak hanya, hasil temuan ini telah menjalani penelitian yang cermat mengenai material tanah, karakteristik batu asli, usia peti mati, dan letaknya yang memiliki kesamaan dengan apa yang ditemukan dalam sebuah catatan di Kitab Injil umat Kristen dan Kitab Taurat umat Yahudi.
Sejak tahun 1555 M, makam tersebut telah ditutup oleh dinding dari batuan marmer sebagai tindakan pencegahan untuk menghalangi para jemaat yang mungkin ingin mengambil batu asli sebagai kenang-kenangan saat mengunjungi makam ini.
Bukti lain yang didapatkan sebelum penelitian ini dilakukan adalah ditemukannya bukti arsitektur tertua yang diperkirakan berasal dari Masa Perang Salib, menandakan usianya sekitar 1.000 tahun. Informasi ini konsisten dengan catatan sejarah yang mencatat bahwa gereja tersebut hampir sepenuhnya hancur pada tahun 1009 M.
Yesus Kristur sebagai figur keagamaan, terus menjadi topik perdebatan tanpa akhir. Meskipun begitu, mayoritas ahli modern berpendapat bahwa bukti sejarah yang ada sudah cukup untuk mempercayai bahwa Yesus adalah sosok sejarah dan bukan semata tokoh mitologi saja. Namun, di sisi lain, masih ada yang meragukannya karena beberapa menganggap bukti tersebut masih kurang cukup kuat.
Walaupun begitu, perbincangan ini menjadi semakin menarik karena melibatkan bidang-bidang seperti sejarah, arkeologi, sains, dan teologi. Debat mengenai lokasi peristirahatan Yesus juga merupakan isu yang kemungkinan besar tidak akan terpecahkan dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
*Artikel ini ditulis oleh Mohammad Frizki Pratama, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Pemerintah Bakal Ubah Penamaan 'Isa Almasih' Jadi Hari 'Yesus Kristus' "
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/afr)