• Home
  • Berita
  • Sering Kasih Voucher, e-Commerce Pelaku Praktik 'Predator Pricing'?

Sering Kasih Voucher, e-Commerce Pelaku Praktik 'Predator Pricing'?

Redaksi
Sep 15, 2023
Sering Kasih Voucher, e-Commerce Pelaku Praktik 'Predator Pricing'?
Jakarta -

Sedang hangat e commerce dituding menjadi pelaku predator pricing sehingga menekan UMKM. Ini pun sampai ke telinga Pengamat Ekonomi Digital Ignatius Untung Surapati yang kemudian memberikan pendapatnya.

Dalam acara Forum Wartawan Teknologi (Forwat), Jumat (15/9/2023), Untung mengatakan bahwa kita sebaiknya mengenal lebih dulu pengertian dari predator pricing. Dia menjelaskan bahwa predator pricing adalah praktik untuk kita menjual barang di bawah harga dengan tujuan pesaing tidak kuat dan dia menjual barangnya lagi.

"Syaratnya untuk melakukan itu kuantitasnya harus massal dan jangka waktunya harus panjang. Kalau dua itu tidak tercapai kita tidak bisa mengambil kesimpulan predator pricing," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah terus ada pertanyaan, berarti e commerce predator pricing dong? Karena semua platform e commerce maupun social commerce itu melakukan subsidi harga. Tapi apakah itu bisa disebut sebagai predator pricing, menurut saya tidak," lanjutnya.

Kata Untung, sistem memberikan potongan harga ditujukan untuk pengguna baru, dan lebih kecil (juga jarang) bagi pengguna lama. Tujuannya untuk membuat kebiasaan berbelanja di platform tersebut. Lama kelamaan, ketika pengguna mulai terbiasa, diskonnya akan dikurang.

"Dan ini bukan e commerce saja. Kalau lihat e wallet, itu pernah sampai 99% cashback. Tapi rata-rata 20-30%, tapi itu saja sudah gede," ucap Untung.

Yang kedua, subsidi dari e commerce ditujukan untuk pengganti iklan di media yang biayanya tidak sedikit. Jika perusahaan seperti perusahaan rokok habis ratusan miliar rupiah per tahun untuk belanja media, perusahaan digital kini punya pemikiran berbeda.

"Kebanyakan startup itu uangnya nggak besar waktu awal-awal. Jadi yang dilakukan gimana uang sekian saya keluarkan bisa balik jadi transaksi, jadi konsumen. Karena itu kita tidak bisa praktik seperti itu sebagai predator pricing karena pertama jumlahnya terbatas, ditujukan segmen terbatas dan untuk periode terbatas," pungkasnya.



Simak Video "Teaser: Redup Digerus Online Shop"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/ask)
back to top