• Home
  • Berita
  • Seperti Apa Kondisi Bumi Jika Tak Berpenghuni?

Seperti Apa Kondisi Bumi Jika Tak Berpenghuni?

Redaksi
Jun 27, 2023
Seperti Apa Kondisi Bumi Jika Tak Berpenghuni?
Jakarta -

Akhir dari dunia, termasuk akhir dari kemanusiaan masih menjadi hal yang aneh dan tidak umum dipikirkan. Seperti apa Bumi ketika tak ada lagi satu pun orang yang hidup di dalamnya?

Pertanyaan ini diajukan seorang anak berusia 11 tahun dalam program sains Curious Kids yang menampung pertanyaan-pertanyaan anak-anak yang penasaran dengan berbgai hal yang mereka pikirkan terkait sains.

"Jika manusia punah, seperti apa Bumi satu tahun setelahnya?." Demikian pertanyaan yang diajukan Essie, bocah asal Michigan, Amerika Serikat, seperti dikutip dari IFL Science.

Pertanyaan ini kemudian dijawab oleh seorang ahli di bidang desain perkotaan Carlton Basmajian, Associate Professor of Community and Regional Planning, Urban Design dari Iowa State University.

"Sebagai profesor desain perkotaan, yaitu orang yang membantu kota-kota merencanakan seperti apa komunitas mereka nantinya, terkadang tugas saya juga termasuk memikirkan prospek seperti ini," ujarnya.

Bumi menjadi sangat sunyi

Ia menyebutkan bahwa hal pertama yang begitu terasa jika manusia menghilang begitu saja dari Bumi adalah dunia ini akan sangat sepi. "Andai kita bisa kembali ke Bumi untuk melihat apa yang terjadi satu tahun kemudian, hal pertama coba bukalah mata dan telinga. Dunia ini akan terasa sunyi," ujarnya.

Basmajian menggambarkan seolah-olah kita kembali dari masa seperti setelah jentikan jari Thanos di film Marvel. Yakni ketika peradaban manusia sempat menghilang setelah Thanos menjentikkan jarinya, namun kembali lagi setelah beberapa tahun.

Di saat itu mungkin manusia baru menyadari betapa bising dan kacaunya keberadaan manusia. Gedung yang kita bangun, kendaraan yang digunakan, bahkan langit kita pun sangat bising. Suara-suara itu tak pernah berhenti bersahut-sahutan selama manusia ada.

"Selain itu, hal ini juga akan berdampak pada cuaca. Setahun setelah tidak ada manusia, langit akan menjadi lebih biru, udara menjadi lebih jernih. Angin dan hujan akan membersihkan permukaan Bumi, semua kabut asap debu yang dihasilkan manusia akan lenyap," kata Basmajian.

Tempat terbengkalai

Ia melanjutkan, di tahun pertama itu, rumah-rumah dan tempat tinggal tak dihuni siapa pun. Andai kita bisa kembali pada waktu itu, kita akan mendapati tidak ada air di keran. Pasalnya, sistem air membutuhkan pemompaan yang konstan. Jika tidak ada orang di suplai air publik yang mengelola mesin yang memompa air, maka tidak akan ada air.

"Air yang ada di dalam pipa saat semua orang menghilang akan tetap ada di sana saat musim dingin pertama tiba. Jadi pada hembusan dingin pertama, udara dingin akan membekukan air di dalam pipa dan meledakkannya," terang Basmajian.

Selain itu, pastinya juga tidak akan ada listrik. Pembangkit listrik akan berhenti bekerja karena tidak ada yang memantau dan menjaga pasokan bahan bakar. "Jadi rumah kalian akan gelap, tanpa lampu, TV, telepon, atau komputer. Rumah juga akan berdebu," kata Basmajian.

Ia menyebutkan, sebenarnya ada debu di udara sepanjang waktu tetapi kita tidak menyadarinya. Hal ini dikarenakan sistem AC dan pemanas meniupkan udara ke mana-mana.

"Saat kalian bergerak pun, kalian menyimpan debu. Tapi begitu semua itu berhenti, udara di dalam rumah akan hening dan debu akan mengendap di mana-mana," ujarnya.

Lalu, apalagi? Rerumputan di halaman akan tumbuh liar sampai menjadi begitu panjang dan terkulai bahkan berhenti tumbuh. Gulma baru akan muncul, dan mereka akan ada di mana-mana.

Hewan berkeliaran

Akan ada banyak tanaman yang belum pernah kita lihat sebelumnya, berakar di halaman. Tentu tidak ada seorang pun manusia yang mencabut apalagi merapikannya. Serangga mungkin akan berkeliaran lebih bebas dan masif. Ingat, manusia cenderung melakukan apa saja untuk menghilangkan serangga dengan menyemprot udara dan tanah sehingga menghilangkan habitat serangga. Tanpa ada manusia yang melakukan semua hal itu, para serangga akan kembali dan bebas terbang liar ke sana ke mari.

Kemudian di jalan tempat kita tinggal, kemungkinan makhluk seperti tikus, babi tanah, rakun, rubah, dan hewan lainnya akan berkeliaran. Bukan tidak mungkin hewan yang lebih besar seperti rusa dan beruang juga muncul d sekitar rumah kita.

"Tanpa lampu, listrik, irama alam akan kembali. Satu-satunya cahaya adalah dari Matahari, Bulan dan bintang-bintang. Makhluk malam akan merasa senang karena langit gelap mereka kembali," Basmajian mendeskripsikan.

Di sisi lain, kebakaran akan sering terjadi. Petir dapat menyambar pohon atau ladang dan membakar semak-semak, atau mengenai rumah dan bangunan. Tanpa ada orang yang memadamkan, api akan terus menyala hingga padam sendiri.

Benda-benda yang terbuat dari beton seperti jalan, jembatan, dan bangunan, akan memunculkan retakan. Tanaman kecil akan bergoyang-goyang melewatinya. Ini terjadi karena Bumi terus bergerak. Dengan gerakan ini, muncul tekanan, dan tekanan ini memunculkan retakan. Akhirnya, jalan-jalan akan retak sedemikian rupa sehingga terlihat seperti pecahan kaca, dan bahkan pepohonan akan tumbuh menembusnya.

Sementara itu, jembatan dengan kaki logam perlahan akan berkarat. Balok dan baut yang menahan jembatan juga akan berkarat. Bendungan dan tanggul yang dibangun manusia di sungai dan berbagai aliran air di dunia akan terkikis. Peternakan akan hilang karena dunia kembali ke alam liar. Tanaman yang kita makan, seperti jagung, kentang, tomat, akan mulai menghilang.

Hewan ternak akan menjadi mangsa empuk bagi beruang, serigala, dan macan. Sedangkan hewan peliharaan seperti kucing akan menjadi liar dan banyak pula yang tidak selamat karena dimangsa oleh hewan yang lebih besar.

Renungan untuk manusia

"Beberapa hal mungkin akan tetap ada, tergantung pada ketahanan bahan pembuatnya dan juga karena keberuntungan. Gedung apartemen, bioskop di sana, atau pusat perbelanjaan yang runtuh akan berdiri sebagai monumen peradaban yang hilang," kata Basmajian.

Ia pun mencontohkan sisa-sisa peradaban Kekaisaran Romawi yang runtuh lebih dari 1.500 tahun yang lalu, namun kita masih bisa melihat sejumlah peninggalannya hingga hari ini.

Basmajian menambahkan, renungan dari pertanyaan ini juga menunjukkan bahwa dunia yang kita miliki saat ini tidak dapat bertahan tanpa adanya manusia, demikian juga manusia tidak dapat bertahan jika kita tidak peduli menjaga lingkungan.

"Agar tetap berfungsi, sebuah peradaban sama seperti yang lainnya, membutuhkan pemeliharaan yang konstan," tutupnya.



Simak Video "Nigeria-Indonesia Diprediksi Terdampak Panas Ekstrem"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top