• Home
  • Berita
  • Rusia Ancam Google Hapus Video Jika Tidak Ingin Didenda Besar

Rusia Ancam Google Hapus Video Jika Tidak Ingin Didenda Besar

Redaksi
May 03, 2024
Rusia Ancam Google Hapus Video Jika Tidak Ingin Didenda Besar
Jakarta -

Otoritas Internet Rusia Roscomnadzor, mengatakan bahwa layanan YouTube belum menghapus sekitar 60.500 video dari platformnya. Video-video tersebut berisikan kritikan terhadap negara Rusia sejak konflik antara Rusia dan Ukraina dimulai.

Pejabat Rusia dengan tegas meminta Google sebagai perusahaan induk untuk menghapus video-video tersebut dalam waktu satu hari. Jika Google gagal melakukan hal tersebut maka YouTube akan terancam dikenakan denda besar.

Dilansir detikINET dari Medium, Rabu (3/5/2024) dalam video tersebut terdapat rekaman resmi orang-orang yang dianggap menyebarkan informasi palsu dan melanggar hukum terhadap gangguan publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Roscomnadzor, perusahaan yang melanggar aturan akan didenda lebih dari 20% dari total pendapatannya. Di mana nilai denda ini tentu akan memberatkan bagi perusahaan.

Pemerintah Rusia telah menerbitkan strategi daftar hitam internet terkendali mereka pada tahun 2012. Ini adalah daftar hitam yang digunakan untuk mencegah URL, nama domain, dan sistem alamat atas digunakan secara publik di sistem internal.

ADVERTISEMENT

Undang-undang Rusia melarang pornografi anak, perincian teknik bunuh diri, penyalahgunaan narkoba, penyebaran kebencian nasionalis, dan penyebaran ekstremisme.

Karena konflik antara Rusia dan Ukraina, Facebook dan Twitter dua platform media sosial paling terkenal ini, telah diblokir di Rusia pada tahun 2022.

Pakar tertentu percaya bahwa pembatasan Rusia terhadap media sosial dan pembekuan dana bank Barat menunjukkan bahwa Rusia berupaya menghindari sanksi AS. Rusia berupaya untuk melarang atau menghukum keras bisnis dan perusahaan yang didukung Amerika di Rusia, sementara AS telah melarang semua rekening bank Rusia di AS.

Rusia berusaha melawan Amerika Serikat di semua lini. Rusia bahkan sedang membangun satelit komunikasi cerdas untuk senjata nuklir. Ini adalah tren yang sangat mengkhawatirkan.

Tindakan balasan yang dilakukan Amerika Serikat dan Rusia terkadang berdampak pada kehidupan publik, menghambat kebebasan berpendapat, dan melemahkan sistem norma budaya terbuka komunitas global.

Larangan internal terkadang mendorong cita-cita anti-pluralisme dan multikultural. Gerakan feminisme juga terkena dampak pelarangan ini.



Simak Video "Elon Musk Akan Luncurkan Saingan YouTube di Smart TV"
[Gambas:Video 20detik]
(jsn/jsn)
back to top