Review Kamera Honor 400

Setelah kembali ke Indonesia sejak Februari 2025, Honor merilis beberapa ponsel terbarunya. Salah satunya adalah Honor 400. Ponsel ini termasuk ponsel Android mid-range.
Layarnya relatif besar, 6.55 inch AMOLED dengan kecerahan 5000 units, terlihat jelas di luar ruangan. Meskipun ponsel ini agak besar, tapi tidak terlalu berat, yaitu 184g. Layarnya datar dan finishing-nya terkesan minimalis, matte (tidak memantulkan cahaya), kecuali bagian modul kameranya yang bentuknya khas seperti trapesium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Enche Tjin |
Prosesor yang digunakan adalah Snapdragon 7 Gen 3 (4nm) yang mendukung AI dan biasa digunakan ponsel-ponsel dengan rentang harga Rp 5-10jt. Kapasitas baterainya 6000mAh, mendukung fast charging 80W dengan kabel, serta kecepatan mengisi daya baterai dari nol ke 44% dalam 15 menit saja.
Kualitas kamera dan fotografi
Mungkin yang paling bikin penasaran apakah kameranya bagus? Sekilas, spek kameranya sudah cukup menjanjikan pasar mid range, maks 200MP dengan image sensor 1/1.4", relatif lebih besar daripada ponsel-ponsel mid range pada umumnya.
Bukaan lensanya f/1.9 termasuk sedang. Modul kamera 200MP ini tiga tahun lalu hadir di kamera di ponsel flagship, dan tahun ini ternyata sudah diwariskan ke ponsel kelas menengah. Setelah dipotret, gambar akan diproses langsung dan hebatnya bisa digital zoom sampai 30X.
Ultrawide. Foto: Enche Tjin |
Wide (1x). Foto: Enche Tjin |
Zoom 2x. Foto: Enche Tjin |
Zoom 4x. Foto: Enche Tjin |
Zoom 10x. Foto: Enche Tjin |
Zoom 20x. Foto: Enche Tjin |
Zoom 30x. Foto: Enche Tjin |
Kamera kedua adalah lensa ultrawide-nya beresolusi 12MP dengan bukaan f/2.2 dan bisa fokus sangat dekat/macro. Menurut pengamatan saya, zoom 4x atau ekuivalen 92mm, gambar masih terlihat baik.
Kalau di atas 10x sudah kurang detailnya dan agak meleleh. Digital crop dari lensa ekuivalen 24mm ke ~720mm memang ekstrem, tapi berkat AI masih keliatannya lumayan jelas di layar ponsel.
Untuk mode fotonya, ada tiga profile yang bisa dipilih: 'alami', 'bersemangat', dan otentik. Profile yang alami seperti apa yang kita lihat, yang bersemangat lebih cerah, sedangkan yang authentic menampilkan efek seperti kamera film jaman dulu, warnanya lebih kaya, kontras ada ada vinyetnya.
Di mode malam, saat memotret kamera akan mengambil gambar selama beberapa detik, lalu memprosesnya. Hasilnya foto malam terlihat lebih terang daripada pandangan mata, dan lebih minim noise.
Idealnya, ponsel ditaruh ditempat yang stabil seperti tripod. Mode ini bisa digunakan di berbagai kondisi, termasuk kondisi kurang cahaya atau indoor. Asalkan subjek tidak bergerak, hasil gambar akan terlihat bagus.
Foto: Enche Tjin |
Crop dari foto di atas. Foto: Enche Tjin |
Foto: Enche Tjin |
Crop dari foto di atas. Foto: Enche Tjin |
Untuk mode portrait, ada berbagai filter hasil kerja sama dengan Harcourt studio dari Prancis. Studio ini terkenal dengan gaya kontras tingginya terutama untuk foto hitam putihnya.
Kiri: Harcourt warna, Kanan: Harcourt klasik (hitam putih). Foto: Enche Tjin |
Kualitas gambar tergantung pada zoom yang digunakan. Yang paling baik pastinya 1x, tapi untuk foto portrait sepertinya terlalu lebar. Oleh sebab itu saya sering menggunakan zoom 1.5x dan maksimalnya 2x. Lebih dari itu, hasil foto terlihat kurang detail, karena ponsel ini tidak punya lensa telefoto.
Meskipun mode dan filter-filter portraitnya keren, ada beberapa yang saya sayangkan. Filter-filternya tidak ada di mode foto dan selfie. Kamera depannya sebenarnya memiliki resolusi tinggi namun tidak autofokus. Selain itu, deteksi subjek terutama rambut yang terurai masih sedikit smearing dan tidak tajam.
Satu hal yang menarik bagi teman-teman pecinta film, untuk mode foto dan portrait, ada film simulation di kamera ini. Honor memberikan kode-kode tertentu yang saya rasa mengacu pada film tertentu di masa lalu.
- KP160 sepertinya mengacu pada Kodak Portra, sifatnya sedikit kehijauan dan grainy
- KE100 Kodak Ektar bagian highlight agak orange, shadow biru, spt gaya cinematic teal and orange
- KG200 Kodak Gold memberikan efek kekuningan, mengesankan hasil foto kamera retro
- NC100 simulasi film negatif, warna hijaunya khas, agak tua dan saturasinya rendah
- CC200 membuat kulit mulus agak kebiruan, cocok untuk pemandangan alam, terutama di hari yang cerah, di gunung atau di pantai, dan yang terakhir
- NN200 Nostalgic Negative, warnanya kekuningan dan kontrasnya cukup tinggi plus grainy. Sepertinya cocok buat street photography.
Contoh filter KG200. Foto: Enche Tjin |
Kiri: filter KP160, kanan: CC200. Foto: Enche Tjin |
Seperti ponsel masa kini, Honor juga dilengkapi dengan teknologi AI seperti AI Eraser untuk menghapus subjek yang tidak diinginkan di latar belakang dan AI image to video yang dapat mengubah gambar menjadi foto animasi. Untuk menggunakan fungsi AI ini dibutuhkan koneksi internet dan waktu satu sampai dua menit untuk memprosesnya.
Secara hardware, spek kamera tidak mengejutkan dengan teknologi baru, misalnya image sensor 200MP sudah ada sejak tiga tahun lalu. Prosesor Snapdragon 7 gen 3 juga sudah digunakan di berbagai ponsel setahun lalu. Yang terasa berbeda bagi saya dibandingkan dengan ponsel merk lain adalah dari segi softwarenya, seperti filter dari Harcourt, film simulation dan AI yang memproses gambar lebih detail dan membuat gambar jadi lebih enak dilihat.
Honor 400 telah resmi dijual di Indonesia dengan harga Rp 6.999.000 dan tersedia dalam tiga warna: hitam, biru dan emas.
Video: Spesifikasi Honor 400, HP yang Bisa Bikin Foto jadi Video
Video: Spesifikasi Honor 400, HP yang Bisa Bikin Foto jadi Video
(rns/fay)