PHK Mengintai, Para Karyawan Cemas Hingga Kerja Lebih Keras
Gelombang PHK di perusahaan teknologi benar-benar mencemaskan, terutama di Amerika Serikat. Meta baru saja PHK 10 ribu pegawai, sedangkan sebelumnya raksasa Amazon, Google, sampai Microsoft juga sudah melakukan pemangkasan ribuan karyawannya.
Ancaman PHK memang menakutkan di tengah situasi ekonomi yang kurang kondusif. Kehilangan pekerjaan bisa berarti lenyap segala-galanya karena tidak bisa membayar cicilan, kesehatan dan kebutuhan hidup yang lain. Untuk itu, karyawan yang lolos dari perampingan pun berusaha agar tidak sampai kena PHK.
Seperti dikutip detikINET dari Forbes, mereka pun bekerja lebih keras dengan jam kerja lebih panjang. Banyak karyawan yang rela melakukannya meski tidak menerima tambahan uang, hanya agar dipandang bekerja keras oleh bos dan perusahaan tempatnya bekerja.
Menurut laporan oleh ActivTrak, sebuah perusahaan perangkat lunak, orang bahkan terindikasi bekerja lebih lama selama akhir pekan. Di sektor teknologi di mana arus pengumuman PHk tak henti-hentinya, jumlah waktu kerja yang dihabiskan pada hari Sabtu dan Minggu melonjak sebesar 31%.
Pemutusan hubungan kerja juga mempengaruhi karyawan perusahaan media, dan penelitian menunjukkan bahwa mereka rata-rata menambah 53% jam kerja tambahan di akhir pekan.
Selain sebagai usaha agar lebih aman dari PHK, jam kerja tambahan itu terutama disebabkan oleh PHK, yang mengakibatkan pegawai yang tersisa harus menanggung beban kerja dari mereka yang diberhentikan.
Intinya, pegawai tidak mau dianggap berkinerja rendah atau tidak memenuhi ekspektasi perusahaan. Jika sampai dinilai begitu, maka merupakan tanda bahaya yang menandakan bahwa mereka mungkin terkena PHK yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Simak Video "Mark Zuckerberg Mulai PHK Karyawan Meta"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)