Orang Indonesia Doyan Streaming Gratis Ketimbang Netflix Cs
Berbicara layanan aplikasi streaming, rupanya orang Indonesia sangat tertarik dengan yang gratisan ketimbang harus berbayar seperti Netflix maupun Disney+ Hotstar.
Hal itu terungkap pada laporan Streaming Content Ratings yang dilakukan oleh Nielsen Indonesia tentang kepemirsaan TV linear dan mobile streaming.
Ada dua macam layanan Over The Top (OTT) yang ditelusuri oleh Nielsen Indonesia, yakni Advertising Supported Video On Demand (AVOD) seperti Vidio, RCTI+, iQiyi, Viu dan Subcription Video On Demand (SVOD) seperti Netflix dan Disney+ Hotstar.
"AVOD itu hidupnya dari iklan, sedangkan SVOD itu harus bayar. Tentu saja jangkauan orang OTT yang gratis ini paling tinggi dibandingkan yang harus bayar," kata Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia, Hellen Katherina di Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Mengenai jumlah orang yang dijangkau, platform TV linear itu mencapai 94%, streaming 83,1%, YouTube 83%, AVOD 5,9%, dan SVOD menyentuh angka 3,1%.
Soal total waktu menonton dalam hitungan per bulannya, maka TV linear masih jauh paling atas sampai 4.799 menit. Sedangkan orang menonton streaming 568 menit, YouTube 548 menit per bulan.
Bila jumlah orang yang dijangkau AVOD mengungguli dari SVOD, kondisi itu berbanding terbalik ketika dilihat waktu menontonnya, di mana platform Netflix dan Disney+ Hotstar itu bisa 443 menit, sedang aplikasi gratis hanya 348 menit per bulannya.
"AVOD jumlahnya lebih tinggi dua kali lipat dari SVOD tetapi kepermisaan lebih tinggi dari SVOD lama menontonnya. Kenapa? kontennya lebih panjang, kalau dia bayar bulanan dia rugi jadi harus dimanfaatkan. Dan yang langganan SVOD ini dominan kelas atas, mungkin dia nggak mikir lagi beli pulsa untuk streaming karena didukung WiFi atau broadband," tutur Hellen.
Nielsen Indonesia menemukan mobile streaming dikonsumsi rata-rata lebih dari 9 jam dalam satu bulan. Jika ditarik untuk heavy users itu bisa 28 jam per bulannya.
Bahkan konsumsi mobile streaming ini terus mengalami pertumbuhan dari April 82,6%, Mei 83,1%, Juni 83,3%, Juli 83%, dan pada Agustus itu 83,5%.
"Namun angka ini masih jauh di bawah rata-rata waktu menonton TV yang mencapai 80 jam per bulan," pungkasnya.