Mungkinkan Kembali ke Masa Lalu dan Perbaiki Masalah?
Bayangkan jika suatu hari manusia menemukan mesin waktu, kemudian Anda kembali ke tahun 2019 di mana virus corona belum melompat dari hewan ke manusia. Bagaimana bila Anda berhasil menemukan patient zero dan mengisolasinya? Secara teori, pandemi tidak akan terjadi, kan?
Melansir Business Insider, studi di tahun 2020 menyiratkan bahwa jawabannya kemungkinan besar apa yang Anda lakukan tidak akan mengubah masa depan. Sejumlah ilmuwan telah sepakat bahwa time travel atau perjalanan waktu memungkinkan, tapi tidak untuk mengubah masa lalu dan mempengaruhi masa depan.
"Peristiwa menyesuaikan kembali apa pun yang dapat menimbulkan paradoks, sehingga paradoks tidak terjadi," kata Germain Tobar, penulis studi tersebut sebelumnya kepada IFL Science.
Karya Tobar, yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Classical and Quantum Gravity pada September 2020, menunjukkan bahwa menurut aturan fisika teoretis, apa pun yang manusia coba ubah di masa lalu akan diperbaiki oleh peristiwa berikutnya. Simpelnya, secara teoritis mungkin untuk kembali ke masa lalu tetapi tidak akan mengubah sejarah.
Fisikawan menganggap perjalanan waktu secara teoritis mungkin dilakukan sejak Albert Einstein mengemukakan teori relativitasnya. Perhitungan Einstein menunjukkan bahwa ada kemungkinan bagi sebuah benda di alam semesta kita untuk melakukan perjalanan melalui ruang dan waktu dalam arah melingkar, dan akhirnya berakhir pada titik perjalanannya yang sama dengan sebelumnya.
Jika seseorang berhasil melakukan perjalanan kembali ke tahun 2019 dan melakukan intervensi dalam kehidupan patient zero, menurut pemikiran Tobar, pandemi akan tetap terjadi.
"Anda mungkin mencoba menghentikan pasien nol agar tidak terinfeksi, tetapi dengan melakukan hal itu Anda akan tertular virus dan menjadi pasien nol, atau orang lain akan tertular," kata Tobar.
Simak Video "Inspirasi di Balik Konten TikToker Abah Didi: Sinetron Azab hingga Gen Z"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/afr)