6 Penjelasan Ilmiah dari Penampakan Hantu
Jutaan orang di dunia percaya dengan keberadaan hantu atau makhluk halus lainnya. Di Indonesia sendiri kita mengenal berbagai hantu seperti Kuntilanak, Pocong, dan sebagainya.
Sebagian orang meyakini bahwa kita hidup berdampingan dengan makhluk tak kasat mata. Karena itu, beberapa orang yang lebih 'peka' mengaku bisa melihat keberadaan mereka.
Di Amerika Serikat, menurut survei Chapman University di 2017, sebanyak 52% masyarakatnya percaya bahwa suatu tempat bisa dihantui arwah. Angkanya meningkat 11% dari data tahun 2015.
Terlepas dari apakah kamu mempercayai keberadaan hantu atau tidak, ada sejumlah penjelasan ilmiah dari penampakan hantu yang dilihat seseorang --kalau benar yang kamu lihat bukan hantu. Dilansir Mental Floss, Rabu (10/1/2024) enam ini di antaranya:
1. Medan elektromagnetik
Selama berpuluh-puluh tahun, ahli saraf asal Kanada bernama Michael Persinger mempelajari efek medan elektromagnetik pada persepsi manusia terhadap hantu. Dia pun berhipotesis bahwa medan magnet, yang tidak terlihat pada tingkat kesadaran, dapat membuat orang merasa seolah-olah ada 'kehadiran' di dalam ruangan bersama mereka. Ini akan menyebabkan pola aktivitas yang tidak biasa di lobus temporal otak.
2. Infrasonik
Infrasonik adalah suara pada tingkat yang sangat rendah sehingga manusia tidak dapat mendengarnya. Getaran frekuensi rendah dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisiologis.
Para ilmuwan yang mempelajari dampak turbin angin dan kebisingan lalu lintas di dekat tempat tinggal telah menemukan bahwa kebisingan berfrekuensi rendah dapat menyebabkan disorientasi, perasaan panik, perubahan detak jantung dan tekanan darah, serta efek lain yang dapat dengan mudah dikaitkan dengan 'merasakan kehadiran makhluk lain'.
3. Jamur
Shane Rogers seorang profesor teknik di Clarkson Umiversity menghabiskan waktu berbulan-bulan berkeliling ke lokasi-lokasi yang dilaporkan berhantu. Dia pun menemui sejumlah kesamaan yakni pertumbuhan jamur di area tersebut.
"Saya telah menonton banyak pertunjukan hantu," katanya kepada Mental Floss pada tahun 2015.
"Sulit untuk mengatakan apakah hal tersebut merupakan faktor yang berkontribusi atau tidak, namun secara anekdot kita melihat (jamur beracun) ini ada di tempat-tempat berhantu," ungkap Rogers.
4. Karbon monoksida
Pada tahun 1921, seorang dokter bernama W.H. Wilmer menerbitkan cerita aneh tentang rumah berhantu di American Journal of Ophthalmology. Keluarga yang tinggal di kediaman angker ini, yang dalam literatur medis disebut keluarga H, mulai mengalami fenomena aneh ketika mereka pindah ke sebuah rumah tua.
Keluarga ini mengaku mendengar perabotan bergerak dan suara-suara aneh di malam hari. Mereka turut merasakan kehadiran hantu yang tak terlihat dan sering merasa lelah.
Setelah diusut, ternyata, tungku yang rusak memenuhi rumah mereka dengan karbon monoksida, menyebabkan halusinasi aural dan visual. Tungku akhirnya diperbaiki dan keluarga H kembali ke kehidupan mereka -- tanpa hantu.
5. Kata orang
"Cerita seseorang dapat memengaruhi ingatan orang lain," tutur rekan penulis studi 2014 yang diterbitkan di Frontiers, Christopher French, kepada Mental Floss pada tahun 2015.
Jika orang lain dengan yakin menyatakan bahwa mereka melihat hantu, hal itu mungkin memengaruhi saksi mata untuk percaya bahwa mereka juga melihatnya.
6. Diri sendiri
"Ada sisi motivasi dari kepercayaan pada hantu," French menjelaskan.
"Kita semua ingin percaya pada kehidupan setelah kematian. Gagasan tentang kematian adalah sesuatu yang secara umum tidak kita sukai. Bagaimanapun, kita merasa lebih mudah untuk memercayai bukti atas sesuatu yang ingin kita percayai," jabarnya.
Simak Video "Uji Nyali Wahana Rumah Hantu Kota Tua Bikin Tegang!"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/ask)