• Home
  • Berita
  • Mantan Bos Google Takut AI Dipakai Teroris Bikin Senjata

Mantan Bos Google Takut AI Dipakai Teroris Bikin Senjata

Redaksi
Feb 15, 2025
Mantan Bos Google Takut AI Dipakai Teroris Bikin Senjata
Jakarta -

Eric Schmidt, mantan CEO Google, khawatir kecerdasan buatan (AI) dipakai oleh teroris atau 'negara jahat' seperti Korea Utara, Iran, dan Rusia untuk melukai orang-orang yang tidak bersalah.

Dalam wawancara dengan BBC Radio 4, Schmidt mengatakan kekhawatirannya tentang AI berbeda dengan orang banyak. Ia lebih menakutkan sesuatu yang ekstrem, seperti AI disalahgunakan untuk membuat senjata biologis.

"Bayangkan Korea Utara, atau Iran, atau bahkan Rusia, yang memiliki tujuan jahat. Teknologi ini dapat diadopsi mereka dengan cukup cepat sehingga mereka dapat menyalahgunakannya dan menimbulkan kerugian," kata Schmidt, seperti dikutip dari BBC, Kamis (13/2/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Schmidt merujuk kepada Osama Bin Laden, pemimpin kelompok teroris Al-Qaeda. Bin Laden merencanakan serangan 9/11 pada tahun 2001, di mana teroris Al-Qaeda menguasai pesawat untuk membunuh ribuan orang di tanah Amerika.

"Saya selalu khawatir tentang skenario 'Osama Bin Laden', di mana ada orang yang benar-benar jahat mengambil alih beberapa aspek kehidupan modern kita dan menggunakannya untuk mencelakai orang-orang tidak bersalah,"

ADVERTISEMENT

Schmidt setuju dengan langkah pemerintah Amerika Serikat yang melarang ekspor chip papan atas yang mentenagai sistem AI ke 18 negara untuk menghambat kemajuan mereka dalam riset AI.

Pria yang menjabat sebagai CEO Google dari tahun 2001 sampai 2011 ini mendorong pemerintah untuk mengawasi perusahaan teknologi yang mengembangkan model AI. Namun, ia menambahkan, regulasi yang berlebihan dikhawatirkan dapat menghambat inovasi.

"Sangat penting bagi pemerintah untuk memahami apa yang kami lakukan dan terus mengawasi kami," ujar Schmidt.

"Pengalaman saya dengan pemimpin perusahaan teknologi adalah mereka paham tentang dampak yang mereka buat, tetapi mereka mungkin memiliki penilaian yang berbeda dari yang dibuat pemerintah," imbuhnya.



Video: CEO OpenAI Sanjung DeepSeek

Video: CEO OpenAI Sanjung DeepSeek


(vmp/vmp)
back to top