Kisah Buruh Pabrik Perakit iPhone, Sehari Pasang 1.200 Baut
Bekerja di pabrik iPhone mungkin bukan pekerjaan impian. Pekerjaannya repetitif dan dan membosankan. Setidaknya itulah yang dikatakan Hunter (bukan nama sebenarnya), seorang pria 34 tahun yang bekerja di pabrik Foxconn di Zhengzhou.
Pabrik Zhengzhou ini adalah pabrik perakitan iPhone terbesar di dunia yang memproduksi 50% iPhone yang beredar di dunia, termasuk iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max.
Pabrik ini juga yang membuat Apple kehilangan potensi pemasukan USD 6 miliar karena pabriknya tak bisa beroperasi akibat aturan lockdown COVID di China. Aturan lockdown itu membuat buruh pabrik harus tinggal di komplek pabrik, yang kemudian berdemo dan membuat pabriknya tidak bisa beroperasi.
Posisi Hunter di pabrik iPhone itu adalah mengerjakan baut. Tepatnya memasang cover belakang iPhone dan menghubungkan kabel kecil untuk mengisi baterai iPhone. Kurang lebih urutan pekerjaan Hunter seperti ini:
Ia mengambil cover belakang iPhone dan kabel kecil, lalu memindai code QR di kedua komponen itu. Setelah dipindai, ia melepas lapisan plastik cover dan menghubungkan dua bagian itu dengan baut. Setelahnya, komponen itu diletakkan ke conveyor belt untuk dibawa ke pos berikutnya.
Hunter punya waktu 60 detik untuk menyelesaikan tahapan pekerjaannya itu. Setiap hari ia bekerja selama satu shift berdurasi 10 jam, dan selama satu shift itu ia memasang 600 kabel ke 600 casing menggunakan 1.200 baut. Atau dengan kata lain, ia membantu menggarap 600 iPhone setiap harinya.
Pekerjaan yang repetitif dan penuh tekanan, ditambah lagi tempat tinggal (di komplek pabrik) tanpa jendela dan dengan bau klorin yang menyengat. Oh ya, selama bekerja Hunter diwajibkan menggunakan face mask dan baju anti statik.
Dalam wawancara dengan Rest of the World, sebuah media nonprofit, Hunter juga mengeluhkan kalau pengawas pabrik yang selalu mengomeli para buruh. Bahkan waktu makan siang pun dibatasi 60 menit, dan setiap waktu yang dipakai untuk ke kamar mandi harus diganti.
Hal ini juga ada kaitannya dengan kebijakan Apple yang baru memproduksi iPhone setelah produk tersebut dirilis. Artinya, pabrik tersebut akan sangat sibuk antara bulan September dan Oktober, tepat setelah Apple merilis iPhone baru. Kesibukan itu akan bertahan selama musim liburan akhir tahun, bahkan hingga Januari atau Februari saat Tahun Baru Imlek dirayakan.
Namun para buruh tetap mau bekerja di pabrik perakitan iPhone. Alasannya? Foxconn memberi gaji yang di atas rata-rata pekerja kerah biru di China.
"Sulit untuk hidup di tempat lain, jadi kami datang ke pabrik. Kami tak punya pilihan lain kecuali bekerja di Foxconn dengan gaji besar," ujar seorang buruh pabrik Foxconn yang sebelumnya bekerja sebagai koki.
Foxconn menawarkan bonus yang cukup menggiurkan bagi orang yang mau bekerja sebagai buruh pabriknya. Sebelum iPhone 14 dirilis, mereka menawarkan bonus setara USD 1.474 untuk buruh yang mau bekerja setidaknya selama 90 hari.
Kemudian pada Desember 2022, Foxconn mengiming-imingi calon buruh dengan bonus bulanan sebesar USD 885 untuk mereka yang mau bekerja selama 26 hari penuh selama bulan Desember dan 23 hari selama bulan Januari, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Senin (6/2/2023).