• Home
  • Berita
  • Kirim Meme dan Posting Instagram Bikin Krisis Iklim Makin Parah

Kirim Meme dan Posting Instagram Bikin Krisis Iklim Makin Parah

Redaksi
Aug 14, 2024
Kirim Meme dan Posting Instagram Bikin Krisis Iklim Makin Parah
Jakarta -

Mengirim meme ke teman, posting foto ke Instagram, dan mengirim email mungkin merupakan hal yang sepele. Tapi kegiatan yang dianggap 'remeh' ini berkontribusi terhadap kondisi Bumi yang makin memanas.

Peneliti menemukan sebagian besar data yang disimpan di cloud adalah 'dark data' alias data gelap yang hanya pernah dipakai atau dilihat sekali dan tidak pernah digunakan lagi.

Artinya, data ini hanya diam disimpan di pusat data tapi terus mengonsumsi energi listrik. Pada tahun 2030, perusahaan listrik dan gas asal Inggris National Grid memperkirakan pusat data akan menyumbang kurang dari 6% dari total konsumsi listrik di Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ian Hodgkinson, profesor strategi dari Loughborough University di Inggris, sudah mempelajari dampak dark data terhadap iklim dan cara mengatasi masalah ini. Ia mengatakan 68% dari data yang digunakan perusahaan hanya pernah dipakai sekali, dan data pribadi pengguna biasa juga memiliki angka serupa.

"Jika kita berpikir tentang individu dan masyarakat secara luas, yang kita temukan adalah banyak orang yang masih berasumsi bahwa data bersifat carbon neutral, tapi setiap data, baik itu gambar, baik itu postingan Instagram, apapun itu, memiliki jejak karbon," kata Hodgkinson, seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (14/8/2024).

ADVERTISEMENT

"Jadi ketika kita menyimpan sesuatu di cloud, kita berpikir tentang awan putih yang empuk, tapi kenyataannya, pusat data ini sangat panas, sangat bising, dan menghabiskan banyak energi," sambungnya.

Satu meme atau foto Instagram tentu tidak akan merusak planet, tapi yang menjadi perhatian Hodgkinson adalah ribuan hingga jutaan gambar yang tersimpan di cloud dan tidak pernah dihapus atau dilihat kembali.

Penyedia layanan penyimpanan cloud justru diuntungkan jika pengguna tidak menghapus datanya. Semakin banyak data yang disimpan, pengguna juga harus merogoh kocek lebih besar untuk menggunakan layanan penyimpanan di cloud.

"Dan ketika kita memikirkan biaya signifikan yang ditimbulkan dari segi finansial, tapi juga untuk lingkungan, dalam gambaran yang lebih besar ... kita gagal mencapai target (net) zero pada tahun 2050," kata Hodgkinson.

Hodgkinson menyadari ada banyak kontributor lainnya yang dampaknya lebih besar terhadap perubahan iklim. Tapi data akan terus berkembang pesat, dan semua energi terbarukan di seluruh dunia mungkin tidak akan cukup untuk mentenagai pusat data yang semakin besar.

Untungnya, Hodgkinson mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi dark data dan jejak karbon. Salah satunya dengan mengirimkan lebih sedikit email dan tidak 'reply all' saat mengirim email.

"Satu (angka) yang sering muncul adalah untuk setiap email standar, itu setara dengan 4 gram karbon," ujar Hodgkinson.

"Jika kita pikirkan jumlah yang kita sebut sebagai 'data lama' yang kita simpan, jika kita pikirkan semua foto digital yang kita punya, misalnya, akan ada dampak yang besar," sambungnya.



Peneliti Sebut Perubahan Iklim Berdampak Negatif pada Otak Manusia

Peneliti Sebut Perubahan Iklim Berdampak Negatif pada Otak Manusia


(vmp/afr)
back to top