• Home
  • Berita
  • Keren! Game Potion Permit Buatan Bandung Digandrungi Eropa dan AS

Keren! Game Potion Permit Buatan Bandung Digandrungi Eropa dan AS

Redaksi
Aug 09, 2024
Keren! Game Potion Permit Buatan Bandung Digandrungi Eropa dan AS
Jakarta -

Apple kembali menggelar kampanye Here's to the Dreamers untuk memberikan penghargaan kepada para talenta dari Asia Tenggara yang punya visi unik. Salah satu developer yang mendapatkan sorotan MassHive Media dari Bandung, mereka melahirkan game Pation Permit yang digemari di Eropa dan Amerika Serikat.

Andika Pradana, Chief Development Officer (CDO) MassHive Media, mengisahkan proses kelahiran Potion Permit di 2022. Bersama saudaranya Anggia Lestari, awalnya dia ingin membuat game simulasi.

Dorongan tersebut timbul karena selama ini membuat permainan RPG (real-playing game). Dan selama pengembangannya dibutuhkan resource besar, padahal resource mereka terbilang tenaga mereka sedikit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum lagi tantangan yang musti dihadapi begitu besar. Karenanya mengembangkan game simulasi menjadi opsi yang paling masuk akal.

"Game RPG challenges-nya banyak, dari segi tejnis maupun kemampuan, juga pasar sangat susah waktu itu. Sepertinya Simulation salah satu yang mungkin cocok dengan skillset dan pengetahuan kami saat itu. Jadi kami memberanikan diri masu ke sana," ungkap Andika saat berbincang dengan detikINET, Jumat (9/8/2024).

ADVERTISEMENT

Namun lucunya dalam proses pengembangan game barunya mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

"Hasil dari awal hingga akhir berbeda. Di awal kami sebenarnya pingin bikin game simulasi, tapi seiring waktu berjalan kami mendevelop condong ke life simulasi, di mana lebih banyak mengontrol karakternya," ungkapnya.

Menurutnya game live simulation relevan dari tahun ke tahun. Alhasil MassHive Media makin memantapkan rencananya dan lahirlah Pation Permit.

Anggia Lestari dan Andika Pradana dibalik pembuat game Potion Permit Foto: Apple

Terinspirasi Mantan Pacar

Kebanyakan game life simulation menampilkan kisah pertanian, seperti Harvest Moon. Andika ingin menyuguhkan cerita yang berbeda.

Setelah putar otak tema pengobatan yang ingin diangkat. Selain karena dirasa akan selalu relevan di masa depan, ada alasan romantisme di balik semua ini.

Terungkap kalau kisah game ini terinspirasi dari profesi mantan pacar Andika yang seorang dokter. Dia ingin menunjukkan bahwa menjadi pahlawan tidak selalu mengenakan baju besi atau membawa pedang. Terkadang cukup dari memberikan dukungan dan bisa menyembuhkan orang lain.

"Mantan cenderung sedikit minder karena teman-temannya dalam waktu tiga tahun mereka udah bisa buka bisnis, udah bisa kerja, tapi dia masih kuliah. Jadi secara tidak langsung dia agak minder dengan role yang diambil sebagai dokter," kata Andika.

"Maka dari itu saya sebenarnya terinspirasi dari sana. Saya ingin memberikan semangat bahwa kalau pekerjaan dokter itu suatu pekerjaan yang mulia. Jadi makanya saya pingin mengangkat role dokter itu menjadi main character dari game Potion Permit," lanjutnya.

Selanjutnya Pixel Art - Populer di Eropa & AS>>>>

Pixel Art

Game Potion Permit mengajak kamu menjadi seorang ahli kimia untuk meracik obat untuk membantu menyembuhkan warga kota Moonbury. Berbeda kebanyakan game yang menonjolkan visual, game ini mengadopsi tampilan pixel art sehingga membuatnya makin unik.

Andika mengaku punya alasan kenapa tampilan game Potion Permit dibuat Pixel Art. Lagi-lagi karena sumber daya yang terbatas.

"Konsep pixel art sangat-sangat capable buat diraih dengan kapabilitas tim kami. Dari style dan quality, Kawan-kawan sangat-sangat achievable waktu itu. Jadi kita memutuskan untuk mengambil ke sana," terangnya.

Butuh empat tahun bagi Andika dan tim untuk mengeksekusi ide hingga Potion Permit resmi dirilis 2022 lalu. Salah satu kendala yang membuat pengembangan game ini agak lama karena COVID-19.

Kondisi ini membuat Tim MassHive Media yang tadinya kerja di kantor musti menjalankan work from home (WFH). Belum lagi belum banyak game sejenisnya sehingga Andika kesulitan menentukan bisnis model Potion Permit.

"Potion Permit mungkin sedikit ada eksperimental. Dalam arti kami mau bikin game farming yang tidak ada farmingnya. Tidak ada bisnis model atau game produk lain yang mungkin bisa dijadikan referensi. Jadi otomatis semua yang diimplementasikan harus try and error, dan basically kami sendiri yang harus mengerti ke mana nih arah produknya karena tidak bisa mencontoh game yang lain," papar Andika.

"Jadi itu yang mungkin menjadi tantangan sehingga kami mungkin selama pengembangan mengalami proses maju-mundur maju-mundur, try eror, benerin lagi benerin lagi. sampai akhirnya produknya oke dan matang," lanjutnya.

Potion Permit Foto: Apple

Populer di Eropa dan AS

Potion Permit dirilis menjadi game berbayar dan dapat didownload di berbagai macam platform, mulai dari iOS, iPadOS hingga Steam. Lantaran versi mobile baru hadir pada Februari 2024, gamer yang memainkan lebih banyak menggunakan komputer dan konsol.

"Sekitar bulan Maret 2024, untuk konsol dan PC total pemainnya 500 ribuan lebih. Sementara mobilenya masih bertambah," ungkap Andika.

Untuk sebaran pemain, kata Andika, tergantung platform yang digunakan. Namun mayoritas berasa dari AS dan Eropa.

"Kalau dari Indonesia, sepengetahuan saya untuk PC dan konsol masih di bawah satu persen. Jadi memang sangat kecil," ujarnya.

"Nah kalau untuk mobile sendiri di Indonesia lumayan. Ada beberapa faktor, terakhir kami memasukkan Bahasa Indonesia mungkin itu jadi timing point juga," sambungnya.

Saat ini Andika dan tim terus memperbaiki bug dan menyiapkan patch untuk memaksimalkan pengalaman pengguna. Selain itu menyiapkan konten tambahan baik gratis maupun berbayar tergantung platform yang dimainkan.

Lantaran semua platform sudah dimasuki, Andika berharap gamenya bisa mejeng di Apple Arcade.

"Harapan ada tapi kami kembalikan lagi ke Apple. Karena ketersediannya tergantung Apple," pungkas Andika.

(afr/fay)
back to top