Jepang Terkenal dengan Pornografi Tapi Malah Resesi Seks
Jepang dikenal akan banyak hal, dari anime, budaya pop, dan lain sebagainya, termasuk juga dalam soal industri pornografi. Hal ini membuat warga di sana terkesan terobsesi dengan seks, padahal kenyataannya tidak demikian.
Seperti dikutip detikINET dari Seattle Times, Senin (27/2/2023) Negeri Sakura memiliki salah satu industri pornografi dan mainan seks paling besar. Bahkan iklan TV tak jarang menjurus ke arah mesum. Ada pula festival kesuburan tahunan yang memamerkan patung penis.
Akan tetapi justru tak sedikit warganya enggan menikah atau terlibat dalam hubungan intim. Menurut survei tahun 2017 oleh National Institute of Population and Social Security Research, sebanyak 27,6% pria lajang dan 22,6% wanita lajang tak tertarik menjalin hubungan dengan lawan jenis.
Para peneliti menyebut sebagian orang Jepang tak tertarik pada seks, malah mungkin memiliki keengganan untuk itu. "Sebanyak 41,6% lelaki di usia 20-an tahun tidak pernah berkencan dengan siapa pun," kata Auumu Ochiai, seorang peneliti yang berbasis di Tokyo.
Bukan berarti mereka semua ingin tetap melajang. Ochiai mengatakan penelitiannya menunjukkan bahwa hampir 90% orang lajang pada akhirnya ingin menikah. Akan tetapi mungkin ada halangan dari kondisi finansial atau permasalahan lain.
Yuki Kobari, yang berusia 30-an tahun, mengatakan dia pernah berkencan beberapa tahun lalu, tetapi menurutnya jadi beban. Single malah jadi bebas. "Saya bisa mencurahkan diri pada hobi saya dan melakukan apa yang saya inginkan," katanya.
Kurangnya minat pada seks pun tak terbatas pada para lajang. Menurut survei yang dilakukan Asosiasi Keluarga Berencana Jepang tahun 2016, 44,6% pasangan menikah mengatakan bahwa mereka berada dalam pernikahan tanpa keintiman. Beberapa alasan utama termasuk kelelahan kerja.