• Home
  • Berita
  • India Pernah Kewalahan Perangi Bekicot Raksasa

India Pernah Kewalahan Perangi Bekicot Raksasa

Redaksi
Jun 20, 2023
India Pernah Kewalahan Perangi Bekicot Raksasa
Jakarta -

Bekicot Afrika raksasa adalah salah satu spesies invasif paling berbahaya di dunia. Tak hanya membahayakan lahan pertanian, jenis siput ini juga dapat menyebabkan meningitis pada manusia. Wilayah Kerala di India sempat kewalahan menghadapi hewan ini agar berhenti merugikan mereka.

Hewan yang juga disebut sebagai siput Ghana raksasa ini, punya nama ilmiah Achatina fulica. Rata-rata ukuran tubuh hewan moluska ini sebesar telapak kaki manusia dewasa, dan kadang-kadang berukuran lebih dari 30 cm.

Tak hanya ukurannya yang mencolok, nafsu makannya juga. Bekicot yang berasal dari Afrika Timur ini akan melahap hampir semua yang ditemuinya. Karenanya, bekicot Afrika raksasa mampu mengubah lanskap subur menjadi lahan tandus dengan kecepatan luar biasa.

Pada Agustus 2022, strain genetik unik bekicot Afrika raksasa mulai menyebar tak terkendali di distrik Kottayam di negara bagian Kerala di India selatan, merusak tanaman dan mata pencaharian petani. Hewan ini telah diklasifikasikan sebagai salah satu dari 100 hewan invasif terburuk di dunia oleh International Union for Conservation of Nature.

Dalam sebulan setelah wabah, pemerintah kabupaten mulai bertindak. Masalah ini direspons cepat berkat keberadaan platform One Health Kerala untuk menangani kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Program One Health Kerala dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga negara bagian di India tersebut, dengan dukungan dari Resilient Kerala Initiative Bank Dunia.

Konsep seperti One Health menjadi semakin penting karena populasi yang berkembang memasuki wilayah geografis baru, menciptakan lebih banyak peluang untuk penularan penyakit antara hewan dan manusia. Kerala saat ini telah menjadi salah satu negara bagian pertama di India yang mengadopsi pendekatan holistik untuk perawatan kesehatan, dan perjuangannya melawan ancaman bekicot raksasa adalah salah satu yang pertama dioperasionalkan di bawah payung One Health di wilayah tersebut.

Seperti dikutip dari situs Bank Dunia, petugas dari dinas kesehatan dan pertanian setempat mengajarkan kepada para petani dan masyarakat bagaimana cara membersihkan lingkungan, menjaga kewaspadaan yang ketat dan menjebak bekicot.

Mereka juga memberi tahu tindakan pencegahan yang perlu dilakukan saat menangani siput raksasa tersebut, seperti memakai sarung tangan dan mencuci tangan untuk menghindari penularan parasit yang mungkin dibawa oleh hewan.

Menyiapkan perangkap bekicot Afrika raksasa. Foto: World Bank

Para petani diperlihatkan metode yang paling manusiawi untuk membasmi siput, seperti membuat bebek memakannya atau menggunakan zat sederhana yang tidak beracun seperti air garam dan larutan tembakau. Di daerah yang terkena dampak parah, selebaran dibagikan dan pengumuman dilakukan melalui pengeras suara untuk memobilisasi aksi kolektif. Keterlibatan aktif kelompok tani dan asosiasi masyarakat lokal seperti Kudumbashree, Haritakarma Sena, dan Padasekara Samiti membantu memajukan kampanye memerangi bekicot raksasa ini.

"Kami menerima banyak keluhan dari para petani mengenai kerusakan tanaman mereka," jelas Rajesh KR, asisten petugas pertanian di Uzhavoor Panchayat di distrik Kottyam.

"Fokus dari kampanye ini adalah melatih para petani untuk mengendalikan bekicot, siapkan perangkap dan gunakan larutan garam dan tembaga sulfat untuk menghilangkannya.Petani juga disarankan untuk melakukan tindakan pencegahan seperti memakai sepatu karet dan sarung tangan saat menggarap lahan," jelasnya.

Perjuangan mereka tidak sia-sia. Jumlah bekicot raksasa turun drastis, ditandai dengan pulihnya lahan yang dulu rusak. "Dulu banyak bekicot. Mereka merusak kebun pisang saya," kenang Raju Kalladayil, petani pisang setempat.

"Perangkap daun kol tidak menarik bekicot. Tapi (perangkap) yang menggunakan gandum, jaggery dan ragi sedikit menarik bekicot. Dalam pengalaman saya, penerapan larutan tembaga sulfat sangat efektif," ujarnya.

Kerala saat ini berencana untuk meningkatkan mekanisme One Health di seluruh 14 distrik negara bagian. Mereka juga sedang mempersiapkan sistem kesehatan masyarakatnya untuk mencegah dan mengendalikan wabah penyakit dengan dukungan dari Bank Dunia.



Simak Video "Kuliner Unik Rica-rica Bekicot di Ponorogo"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top