• Home
  • Berita
  • Ilmuwan Ungkap Asal Usul Leluhur Orang Indonesia

Ilmuwan Ungkap Asal Usul Leluhur Orang Indonesia

Redaksi
Sep 01, 2024
Ilmuwan Ungkap Asal Usul Leluhur Orang Indonesia
Jakarta -

Secara genetik, asal-usul orang Indonesia berasal dari leluhur yang beragam. Tidak ada orang Indonesia asli, karena kita semua berasal dari berbagai etnik dan ras.

Hal ini disampaikan Prof. Dr. Herawati Sudoyo, Ketua Komisi Ilmu Kedokteran Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dalam Seminar Nasional Warisan Peradaban Sundaland yang diadakan secara hybrid online dan offline oleh AIPI.

"By evidence gak ada sebenarnya yang bisa bilang 100% bahwa dia Indonesia. Karena kita lihat sendiri, ada berbagai latar belakang genetiknya, karena perjalanan leluhur kita itu memiliki gambaran yang berbeda," ungkap Herawati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat meneliti kembali asal usul manusia Indonesia, kata Herawati, tidak lepas dari asal usul manusia modern secara global. Cerita tentang manusia Indonesia, tidak bisa melewatkan teori Out of Afrika sebagai tempat asal usul Homo sapiens.

Foto: dok. Prof. Dr. Herawati Sudoyo

"Genetika manusia Indonesia adalah hasil pencampuran genetika nenek moyang keturunan manusia modern (Homo sapiens) yang berkelana dari Afrika dan datang secara bergelombang dalam kurun waktu puluhan ribu tahun dengan rute yang berbeda-beda sampai ke wilayah Nusantara," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Migrasi ke Sundaland

Herawati mempelajari keragaman genetika manusia Indonesia, bekerja sama dengan ilmuwan dari ranah antropologi, arkeologi, budaya, bahasa, dan teknik informatika. Penelitiannya berupaya merekonstruksi sejarah hunian kepulauan Nusantara zaman dahulu kala.

Migrasi manusia modern ke Sundaland terjadi dalam beberapa gelombang. Saat gelombang pertama sekitar 40 sampai 50 ribu tahun lalu, tinggi laut jauh di bawah kondisi sekarang. Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan beberapa pulau lain membentuk daratan yang merupakan kepanjangan dari daratan Asia yang disebut Sundaland.

Gelombang kedua, terjadi migrasi dari Asia daratan sekitar 30 ribu tahun lalu. Lalu migrasi ketiga datang dari China Selatan yang disebut 'Out of Taiwan'.

Foto: dok. Prof. Dr. Herawati Sudoyo

Perubahan iklim pada akhir Zaman Es yakni 33 ribu - 16 ribu tahun lalu, kata Herawati, juga memberikan dampak sangat besar terhadap keanekaragaman manusia di wilayah ini.

"(Migrasi) yang keempat, jangan lupakan migrasi zaman sejarah, yakni zaman ketika sudah ada perdagangan dari India, Asia Tengah, China, dan jalur perdagangan rempah. Semuanya itu menyatu yang menjadikan kita Indonesia," tuturnya.

Penelusuran Genetik

Ada tiga penanda genetik yang dapat digunakan untuk mempelajari migrasi manusia berdasarkan penelusuran genetim atau DNA:

  • Kromosom Y, yaitu struktur protein dan asam nukleat dalam sel sperma. Kromosom Y menurunkan DNA dari ayah ke anak-anaknya
  • DNA mitrokondria, materi genetik dalam mitokondria yang diturunkan ibu ke seluruh anak-anaknya. Mitokondria adalah struktur di dalam sel yang mengubah asupan makanan menjadi energi yang dapat digunakan oleh tubuh
  • DNA Autosom, adalah DNA autosom yang diturunkan secara parental dari kedua orang tua.

Para peneliti genom manusia mengelompokkan manusia yang memiliki kesamaan baik dalam kromosom Y atau DNA mitokondria ke dalam populasi-populasi genetik dan menyebutnya haplogroup yang merupakan motif spesifik di kedua DNA tersebut.

Foto: dok. Prof. Dr. Herawati Sudoyo

Para peneliti mengumpulkan dan menganalisis kurang lebih 6.000 sampel DNA dari beberapa lokasi di Indonesia untuk melihat haplogroup dari manusia Indonesia. Lebih dari 3700 individu dari 35 etnis diuji DNA mitokondria-nya, hampir 3000 juga diuji untuk kromosom Y.

"Menggunakan DNA mitokondria, kami menemukan di Indonesia bagian barat ada haplogroup M, F, Y2, dan B, sebagian besar penutur bahasa Austronesia, yang dituturkan di Asia Tenggara, Madagaskar, dan Kepulauan di Pasifik," ujarnya.

"Sementara di Indonesia bagian timur kami temukan kelompok haplogroup Q dan P. Dua kelompok haplogrup terakhir unik dimiliki oleh orang-orang Papua dan Nusa Tenggara saja. Haplogroup Q dan P merupakan penutur bahasa non-Austronesia," beber Herawati.

Yang menarik adalah Mentawai dan Nias, haplogrup-nya mengelompok sendiri dengan suku asli Formosa, penutur bahasa Austronesia yang mengembara ke arah selatan sekitar 5.000 tahun yang lalu.

Jika berbicara mengenai Homo sapiens, dalam perjalanannya Homo sapiens bertemu juga dengan hominin atau manusia modern lainnya, antara lain Homo neandertals dan Homo denisovan di Eropa.

Foto: dok. Prof. Dr. Herawati Sudoyo

"Terjadi percampuran antara Homo sapiens dengan hominin lain. DNA kita itu berisi fragmen-fragmen yang datangnya dari neandertal maupun denisovan jangan dikira gak ada artinya. Ada studi, denisovan memiliki bagian-bagian yang berfungsi untuk imunitas bahkan publikasi pada waktu (pandemi) Covid-19 memperlihatkan peran dari DNA denisovan untuk manusianya," ujarnya.

Herawati menyebut, penelusuran genetik memperlihatkan di Indonesia bagian timur banyak jejak denisovan sedangkan di bagian barat ada neanderthal. "Jadi 'bos' dari seluruhnya pulau Nusantara itu masing-masing punya. Hanya tergantung dari persentasenya berapa banyak," jelasnya.

Pentingnya Menelusuri Asal Usul Leluhur

Herawati menyebutkan, Indonesia sangat penting untuk studi global genomik. Kepulauan Nusantara sangat strategis, karena merupakan tempat lintas migrasi dari Zaman Prasejarah sampai Zaman Sejarah.

"Jadi kalau bukan kita sendiri yang mempelajari, siapa lagi? Orang-orang Eropa bertanya, leluhur mereka itu setelah tinggal di situ, lalu pergi ke mana? Pergi ke mananya itu yang tidak mendapat jawaban, karena data Indonesia missing, karena tidak ada yang melakukannya di Indonesia untuk genomik," kata Herawati.

Rekonstruksi dari sejarah 13 pulau di Indonesia menggunakan pendekatan genetik, disebutkan Herawati bisa membuat kita mengetahui kapan leluhur kita datang, bagaimana populasinya, fluktuasi sejarahnya, serta pola dan bagaimana mereka bermigrasi.

"Kita pun akan tahu hasil dari pembaurannya itu sendiri bagaimana. Bagi kita semua, kepulauan Nusantara ini sangat menarik karena ada Prehistoric dan Historic movemnet dan itu yang memengaruhi kita sampai sekarang. Tidak lupa bahwa bukti-bukti itu justru diperoleh juga dari non-genetic data, jadi kolaborasi penelitian berbagai bidang sangat penting," tutupnya.



Misteri Indonesia Benua Tenggelam

Misteri Indonesia Benua Tenggelam


(rns/rns)
back to top