• Home
  • Berita
  • Ikan Raksasa Ini Memakan Piranha untuk Sarapan

Ikan Raksasa Ini Memakan Piranha untuk Sarapan

Redaksi
Dec 30, 2023
Ikan Raksasa Ini Memakan Piranha untuk Sarapan
Jakarta -

Piranha sering dianggap sebagai salah satu ikan paling mematikan di dunia. Tapi siapa sangka hewan penghuni sungai Amazon ini jadi menu sarapan bagi ikan raksasa Arapaima Gigas.

Guillermo Otta Parum telah memancing di Amazon Bolivia sepanjang hidupnya, selama lebih dari 50 tahun. Awalnya dia menangkap berbagai jenis ikan lele yang menghuni sungai.

Namun kemudian muncullah ikan air tawar raksasa, yang dikenal secara lokal sebagai paiche atau Arapaima Gigas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir makhluk ini adalah ular air, ia akan menyerang apa saja, memakannya akan berdampak buruk bagi Anda, mungkin beracun," ujarnya seperti dilansir dari BBC.

Faktanya, Arapaima Gigas adalah salah satu ikan air tawar terbesar di dunia, panjangnya bisa mencapai 4 meter dan berat 200 kilogram atau lebih.

Federico Moreno, direktur Pusat Penelitian Sumber Daya Perairan Universitas Otonom Beni, mengatakan ukuran dan selera makan ikan Arapaima Gigas menjadikannya ancaman serius terhadap stok ikan asli.

"Ikan ini merupakan ikan teritorial, ia mengambil alih perairan dan menakuti spesies asli. [Itu] adalah salah satu masalah serius. Spesies lain melarikan diri dari pemangsa dan memasuki perairan lain yang lebih jauh, lebih terpencil. dan sulit diakses," jelas Federico,

Tidak ada yang tahu pasti tahun berapa Arapaima pertama kali muncul di Bolivia.

Arapaima hasil buruan nelayan Guillermo Otta Parum. Foto: BBC

Secara umum diyakini bahwa kedatangan ikan tersebut adalah akibat dari pelanggaran yang dilakukan peternakan ikan Arapaima di Peru, tempat asal ikan tersebut. Dari sana, mereka menyebar ke sungai-sungai Bolivia.

Fernando Carvajal, ahli biologi, mengatakan Arapaima adalah spesies yang rakus.

"Selama tahun-tahun pertama kehidupannya, Arapaima tumbuh dengan kecepatan 10 kg per tahun. Itu berarti Arapaima makan banyak ikan." terangnya

Berbeda dengan ikan predator lain seperti piranha, ia hanya memiliki gigi kecil dan tidak terlalu tajam.

Dengan gigi yang mengesankan membuat Arapaima kerap memakan piranha dan sejumlah ikan lainnya. Bahkan tumbuhan, moluska, dan burung turut disantapnya. Hal ini juga menakuti ikan mana pun yang mencoba memakan anak Arapaima.

Fernando Carvajal mengatakan tidak ada data pasti mengenai dampak ikan yang tidak boleh dipelihara di Indonesia ini. Namun ia mengungkap hal yang menakutkan, para nelayan melaporkan bahwa jumlah beberapa spesies asli semakin berkurang.

"Dalam satu atau dua dekade ke depan, paiche akan menyebar ke seluruh wilayah potensial dimana spesies ini dapat hidup," dia memperingatkan.

"Kita tahu bahwa di seluruh dunia, sebagian besar kasus invasif berdampak buruk bagi alam. Spesies invasif dianggap sebagai penyebab terbesar kedua hilangnya keanekaragaman hayati setelah perusakan habitat."

Ikan Arapaima mulai digemari Foto: BBC

Namun, bagi nelayan setempat, kedatangan Arapaima merupakan suatu anugerah. Awalnya mereka takut akan hal ini, tidak butuh waktu lama bagi para nelayan untuk menyadari potensinya, kata Guillermo Otta Parum.

"Saat saya membawa ikan pertama, saya akan memberikan potongan kecil kepada pelanggan sebagai hadiah untuk mereka coba sehingga mereka bisa mencicipinya."

Beberapa nelayan bahkan berpura-pura bahwa itu adalah sejenis ikan lele untuk mengatasi kecurigaan masyarakat akan memakan spesimen sebesar itu.

Sekarang Arapaima dimakan di seluruh Bolivia. Banyak pabrik pengolahan ikan ini buka dekat perbatasan Brasil

"Kami menjualnya di mana saja - supermarket, pasar. Potongannya berbeda-beda, jadi harganya terjangkau. Kami membeli dan memproses sekitar 30.000 kg per bulan," katanya.

Tantangan bagi para nelayan adalah berusaha menemukan Arapaima di sepanjang Amazon.Ikan ini memiliki organ seperti paru-paru dan harus menghirup udara secara teratur untuk bernapas sehingga menyukai air yang lebih tenang. Ia lebih suka tinggal di danau dan laguna, namun bermigrasi saat merasa dalam bahaya.

Imbasnya para nelayan melakukan perjalanan ke daerah-daerah yang semakin terpencil untuk menangkap ikan ini dan harus berpindah dari perahu ke kano, dengan perjalanan yang memakan waktu hingga dua minggu. Hal tersebut menempatkan mereka dalam konflik dengan masyarakat adat yang ingin melindungi sumber daya alam.

Terlepas dari itu, ilmuwan Federico Moreno berharap bahwa penangkapan ikan secara umum, siapa pun yang melakukannya, akan dapat mengendalikan jumlah paiche.

"Teruslah memburu mereka, terus memancing mereka sepanjang waktu dan hal itu dapat menjaga keseimbangan antar spesies." ujarnya.



Simak Video "Fakta Ilmiah Ikan Raksasa Arapaima yang Sempat Muncul di Banjir Garut"
[Gambas:Video 20detik]
(afr/afr)
back to top