Heboh Elon Musk Bilang Taiwan Sebaiknya Tunduk ke China
Setelah mengusik Ukraina dengan menyebut kemungkinan beberapa wilayahnya benar-benar akan dicaplok Rusia, kini Elon Musk mengutarakan solusi damai untuk konflik berkepanjangan antara China dan Taiwan. Apa yang dia usulkan lagi-lagi bikin kontroversi.
Dikutip detikINET dari Sky News, nakhoda Tesla dan SpaceX itu menyarankan agar Taiwan menjadi zona administrasi khusus di bawah China, mirip-mirip seperti Hong Kong.
"Rekomendasi dariku adalah untuk mencari (seperti apa) zona administratif khusus untuk Taiwan yang cocok, (ini) mungkin tidak akan membuat semua orang senang," katanya dalam wawancara dengan Financial Times.
Pabrik Tesla sendiri beroperasi di Shanghai dan China merupakan salah satu pasar terbesarnya sehingga mungkin itu salah satu faktor Elon Musk mengajukan solusi semacam itu. Taiwan yang penduduknya berjumlah 23 juta, sudah lama diklaim China sebagai salah satu provinsinya, namun membelot.
"Hal itu memungkinkan dan kupikir barangkali Taiwan bisa saja punya kesepakatan yang lebih lunak dibandingkan dengan Hong Kong," tambah pria berusia 51 tahun itu.
China sebenarnya sudah menawarkan sistem satu negara dua sistem ke Taiwan, mirip dengan Hong Kong. Tapi pemerintah Taiwan selalu menolaknya dan rakyat di sana juga tidak mendukung usulan itu.
Menanggapi Elon Musk, Wang Ting yu selaku anggota parlemen senior Taiwan mengungkapkan kemarahannya di Facebook. "Bagaimana mungkin dengan santainya mencampuri kemerdekaan, kedaulatan dan cara hidup 23 juta orang Taiwan? Itu tak dapat diterima untuk Ukraina dan Taiwan pastinya tidak akan mengizinkannya," tulisnya.
"Dunia dengan jelas sudah melihat apa yang terjadi pada Hong Kong. Sosial dan ekonomi mereka berakhir di bawah kendali total Beijing," kata pejabat Taiwan yang lain secara anonim.