Generasi Z di Media Sosial: Jadi Motivasi Hingga Mental Illness

Jakarta -

Sebagai generasi yang menjadi 'Digital Native', media sosial bagi Generasi Z memiliki dua sisi yang berbeda. Mulai dari dampak positif yang membantu Generasi Z berkembang sampai dampak negatif yang memperburuk kondisi mental Generasi Z.

Pengamat Media Sosial sekaligus Koordinator Bijak Bersosmed, Enda Nasution mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial di kalangan Generasi Z mampu memberi dua dampak yang berbeda. Ada beberapa Generasi Z yang termotivasi berkembang dengan media sosial dan ada juga beberapa Generasi Z yang justru menjadi gugup karena media sosial.

"Kalau tidak dicermati ada yang merasa termotivasi tapi ada juga yang justru mental illness, itu juga menjawab kalau sekarang banyak anak muda yang punya kegugupan, keresahan atau mental illness karena tidak lihat realitanya," ungkap Enda pada detikINET, Kamis (14/12/2023).

Ia menjelaskan bahwa kegugupan dan keresahan yang dirasakan Generasi Z atas media sosial merupakan akibat dari distorsi terhadap realita di kehidupan nyata. Enda menilai bahwa di media sosial cenderung orang cenderung mengunggah konten-konten yang membawa nuansa bahagia semata dan terkadang tidak sesuai dengan realita.

"Dengan kehadiran media sosial ada beberapa hal yang saya cermati, karena kita cenderung menginformasikan informasi positif, happy tentang diri kita kita jadi punya semacam distorsi terhadap realita, sehingga konsumennya merasa 'oh orang di luar sana bahagia semua ya'," tambahnya.

Menurutnya, Generasi Z juga perlu menyadari keberadaan distorsi antara media sosial dan realita di kehidupan nyata agar media sosial tidak berdampak buruk bagi kehidupan Generasi Z.

Ia juga menambahkan bahwa kecepatan dan kemudahan yang menjadi karakter media sosial juga sangat positif dengan kehadiran beragam informasi bagus yang mendukung kehidupan Generasi Z seperti beragam tips mencari pekerjaan dan beasiswa.

"Banyak informasi baru yang bagus seperti bagaimana cara tips mencari kerja, bagaimana tips mencari beasiswa yang dulunya bingung mau disampaikan lewat mana sekarang disampaikan lewat media sosial. Mudah-mudahan tetap positif ke depan, setiap penemuan media baru pasti menjadi perubahan," pungkas Enda.

*Artikel ini ditulis oleh Argya D. Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom

Simak Video "Awas! Flexing di Media Sosial Bisa Jadi Sasaran Penipu Online"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)