Gambar NASA Ungkap Gravitasi Bumi 'Tangkis' Asteroid Seukuran Piramida
Akhir Juni lalu, sebuah asteroid raksasa yang ukurannya lebih besar dari Piramida Agung Giza, melesat di antara Bumi dan Bulan dengan kecepatan lebih dari 34 ribu km/jam. Pertemuan yang sangat dekat dan langka ini memungkinkan para astronom mengambil gambar pertama dari batu angkasa tersebut, dan mengungkap bahwa objek dekat Bumi tersebut sedikit bergeser dari jalurnya oleh tarikan gravitasi planet kita, yang mengubah perjalanan asteroid tersebut mengelilingi Matahari selamanya.
Asteroid tersebut, yang diberi nama 2024 MK, memiliki lebar sekitar 150 meter, sehingga cukup besar untuk menghancurkan sebuah kota besar. Batuan angkasa yang berpotensi berbahaya tersebut, yang bentuknya tidak beraturan dan memanjang, pertama kali terlihat meluncur menuju Bumi pada tanggal 16 Juni oleh Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) yang didanai NASA di Afrika Selatan.
Citra 'bistatik' baru dari asteroid 2024 MK menunjukkan bahwa orbit Matahari batuan angkasa tersebut telah berubah akibat pendekatan terbarunya ke Bumi. Foto: NASA/JPL-Caltech |
Pada 29 Juni lalu, hanya 13 hari setelah ditemukan, 2024 MK mencapai titik terdekatnya dengan Bumi saat melintasi orbit planet kita pada jarak sekitar 295 ribu kilometer atau sekitar tiga perempat jarak antara Bumi dan Bulan.
Para astronom di Goldstone Deep Space Communications Complex milik NASA di California, Amerika Serikat, memantau lintasan tersebut menggunakan teleskop Goldstone Solar System Radar. Dengan memantulkan gelombang radio dari batuan angkasa saat melewati Bumi, tim tersebut menciptakan citra 'bistatik' berbintik dari asteroid tersebut, yang membantu menentukan bentuk pastinya dan memetakan cekungan serta tonjolan di permukaannya. Foto-foto baru tersebut dirilis pada 3 Juli oleh Jet Propulsion Laboratory (JPL) milik NASA.
Hanya dua hari sebelum terbang lintas, pada 27 Juni, teleskop yang sama juga menangkap gambar asteroid 'pembunuh planet' yang jauh lebih besar, berada di 2011 UL21, saat melewati planet kita pada jarak sekitar 6,6 juta km. Gambar-gambar ini mengungkapkan bahwa batu angkasa seukuran gunung ini memiliki Bulan rahasia yang bersembunyi di orbitnya.
Pengamatan baru terhadap 2024 MK mengungkapkan bahwa lintasan batu angkasa itu telah bergeser sejak pertama kali ditemukan. Hal ini mungkin terjadi karena gravitasi Bumi menarik asteroid itu saat melewati kita, menariknya sedikit lebih dekat ke planet kita.
Orbit 2024 MK membawanya jauh dari Bumi dan memasuki sabuk asteroid. Foto: NASA/JPL-Caltech |
Perubahan ini cukup signifikan. Asteroid itu sebelumnya mengorbit Matahari setiap 3,3 tahun, menghabiskan sebagian besar waktunya di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter. Namun, para ilmuwan sekarang percaya bahwa dibutuhkan waktu 24 hari lebih sedikit untuk menyelesaikan rute itu akibat perubahan tersebut.
"Namun untungnya, pergerakannya di masa mendatang menunjukkan bahwa asteroid tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi planet kita di masa mendatang," sebut perwakilan NASA seperti dikutip dari Live Science.
MK 2024 awalnya dijadwalkan untuk melakukan pendekatan terdekat berikutnya ke Bumi pada tahun 3037. Namun, hal tersebut sekarang dapat terjadi beberapa bulan lebih awal dari yang diperkirakan karena lintasan orbitnya yang baru. Kini, belum diketahui seberapa dekat ia akan mendekati Bumi atau apakah gravitasi planet kita akan semakin mengubah orbitnya.
Asteroid Seukuran Bus Dekati Bumi, NASA: Tak Berpotensi Bahaya
Asteroid Seukuran Bus Dekati Bumi, NASA: Tak Berpotensi Bahaya
(rns/rns)