• Home
  • Berita
  • Fakta TikTok Shop di Indonesia: Cuan Kecil dan Wajib Konsisten

Fakta TikTok Shop di Indonesia: Cuan Kecil dan Wajib Konsisten

Redaksi
Sep 27, 2023
Fakta TikTok Shop di Indonesia: Cuan Kecil dan Wajib Konsisten
Jakarta -

TikTok Shop belakangan jadi sorotan di Indonesia, karena menawarkan harga miring di bawah pasaran yang menimbulkan kekhawatiran ke UMKM lokal.

Pemerintah Indonesia turut mengungkapkan kekhawatiran bahwa harga barang impor dari China yang dijual di TikTok Shop dapat merusak harga domestik, atau dikenal sebagai praktik predatory pricing.

Lalu, per tanggal 25 September 2023, pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan resmi untuk memblokir TikTok (sebagai platform media sosial) dan TikTok Shop (sebagai platform social-commerce) agar tidak berada di dalam satu aplikasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hypefast, sebagai pelopor house of brands berbasis teknologi yang menaungi berbagai brand lokal di Indonesia dan investor aktif terhadap brand lokal, melalui inisiatif "Think with Hypefast" mengadakan diskusi dan survei dengan para pemilik brand lokal untuk mendapatkan pandangan mereka mengenai dampak TikTok Shop terhadap bisnis brand yang mereka jalankan.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh tim Think with Hypefast, 67% brand lokal telah memiliki TikTok Shop. Dari jumlah tersebut, 88% melakukan live streaming setidaknya sekali sehari.

"Kami di Hypefast melihat, dewasa ini semakin banyak brand lokal yang telah memanfaatkan strategi baru live shopping, salah satunya melalui kanal seperti TikTok Shop dan Shopee Live, baik untuk menghabiskan stok lama ataupun memasarkan produk baru," ungkap Adinda Paramita Pandjaitan, VP Men and Women Category Hypefast, dalam keterangan yang diterima detikINET.

"Perubahan ini cukup signifikan bila dibandingkan dengan awal kemunculannya, ketika brand hanya menggunakan marketplace sebagai kanal penjualan saja dan media sosial sebagai kanal untuk memperkenalkan brand mereka pada pasar yang lebih luas," tambahnya.

Ia mengungkap karakteristik pembeli yang ada di TikTok Shop, yang didominasi generasi muda. "Pengguna TikTok pada umumnya lebih muda dan memiliki daya beli yang terbatas. Oleh karena itu, strategi penjualan di TikTok tidak hanya harus menarik, tetapi juga harus menawarkan diskon yang besar," jelasnya.

Data lain yang diperoleh oleh tim Hypefast menunjukkan bahwa TikTok Shop berkontribusi sekitar 15-18% dari total omzet per bulan untuk brand lokal, tergantung dari kategori produk. Angka ini menunjukan peningkatan yang signifikan dibandingkan bulan September 2022, ketika kontribusi TikTok baru mencapai kurang-lebih sebanyak 3%.

Di sisi lain, data juga menunjukkan bahwa keuntungan dari penjualan di TikTok Shop justru disebut lebih rendah 24% dibandingkan dengan kanal penjualan lain, seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada, dan disebabkan oleh dua faktor terbesar yang telah disebut sebelumnya: demografi pembeli yang lebih muda, dan diskon yang diberikan lebih besar.

Tantangan lain dalam berdagang di TikTok Shop adalah konsistensi dalam melakukan sesi live shopping. Yaitu penggunanya harus melakukan live streaming setiap hari dengan durasi 4-5 jam. Ini menjadi tantangan tersendiri untuk pelaku bisnis berskala kecil.

Namun di sisi lain, tantangan ini menjadi peluang bisnis baru. Misalnya agensi yang menawarkan jasa live shopping. Kehadiran agensi ini membantu brand lokal yang belum siap membangun studio sendiri atau merekrut tim internal, untuk mengoptimalkan strategi mereka dalam live shopping dan mampu bersaing dengan pebisnis lokal lainnya.

"Tren live shopping di Indonesia, khususnya TikTok Shop, tahun ini memang meningkat pesat, baik dari sisi penjual maupun pembeli," Jayant Kumar, CEO dan Co-Founder Selleri, sebuah platform dropshipper di Jakarta.

Sebagai house of brand berbasis teknologi yang berkomitmen menyokong pertumbuhan brand lokal di Indonesia, Hypefast memahami pentingnya mendukung pebisnis lokal dari berbagai skala dalam menavigasi perubahan ini.

"Baik pelaku UMKM, pendiri brand lokal, dan stakeholder lainnya, harus melihat bahwa teknologi dan inovasi sejatinya hadir untuk mendukung, bukan menghambat, pertumbuhan dan kesuksesan UMKM di Indonesia. Kami di Hypefast percaya bahwa dengan kolaborasi, edukasi, dan adaptasi strategi yang tepat, brand lokal Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi, sambil tetap menjaga keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis mereka," tutur Achmad Alkatiri, CEO dan Founder Hypefast, menutup sesi diskusi.



Simak Video "TikTok Shop Tak Dilarang tapi Diatur Ketat Pemerintah"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)
back to top