• Home
  • Berita
  • Chongqing Dulu Desa, Kini Jadi Kota Paling Futuristik di Dunia

Chongqing Dulu Desa, Kini Jadi Kota Paling Futuristik di Dunia

Redaksi
Feb 10, 2024
Chongqing Dulu Desa, Kini Jadi Kota Paling Futuristik di Dunia
Jakarta -

Chongqing adalah sebuah kota di barat daya China, yang dibangun di atas perbukitan di tepi Sungai Yangtze. Kondisi geografisnya tak menghalangi Chongqing menjadi kota padat dengan banyaknya gedung pencakar langit yang masih terus dikembangkan.

Kota ini adalah contoh bagaimana hunian masa depan dibangun. Di Chongqing, bukan hal yang aneh melihat jalur kereta api membelah gedung pencakar langit, ada bus terbang, bahkan fasilitas seperti mal, hingga jalan raya dibangun di atas gedung.

Tentu saja Chongqing tidak secara tiba-tiba menjadi kota yang kini disebut paling futuristik di dunia. Dulunya, wilayah ini merupakan sebuah desa sederhana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepanjang sejarahnya, Chongqing adalah bagian dari Provinsi Sichuan. Meskipun terdapat ikatan budaya yang erat, ketegangan meningkat antara keduanya selama bertahun-tahun.

"Chongqing selalu memiliki hubungan yang rumit dengan Sichuan karena kota ini memiliki ibu kota provinsi yang berbeda, Chengdu," kata Kyle Jaros, pakar pembangunan perkotaan dan regional China dan profesor di University of Notre Dame, dikutip dari Business Insider.

Ada kecemburuan bahwa provinsi Sichuan memiliki sikap pilih kasih terhadap Chengdu, dan bahwa Chongqing, meskipun penting, tidak mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. Akhirnya, Chongqing berpisah dari Sichuan pada tahun 1997.

Masa pembangunan dan rekonstruksi Wushan, Kotamadya Chongqing di sepanjang Sungai Yangtze pada tahun 2006. Foto: via Business Insider

Perubahan Chongqing

Chongqing secara historis menjadi kota industri. Foto-foto wilayah ini di tahun 1990-an menunjukkan mulai banyak gedung dan pelabuhan yang ramai.

Sebelum pembangunan kota-kota pedalaman di tingkat nasional di China terjadi pada akhir tahun 1990an, terjadi kemiskinan perkotaan yang ekstrem di banyak wilayah di provinsi Sichuan. Chongqing pun termasuk yang kesulitan mengalami transisi ekonomi.

"Bisa dibilang itu adalah bagian dari 'Rust Belt' ala China. Ini seperti di AS yang memiliki Rust Belt di kota-kota industri tua seperti Detroit dan Chicago," kata Jaros.

Salah satu momen penting dalam evolusi Chongqing sebagai sebuah kota terjadi pada tahun 1994, ketika pembangunan Bendungan Tiga Ngarai dimulai. Bendungan ini selesai dibangun pada tahun 2003.

Pada saat pembangunannya, Bendungan Tiga Ngarai merupakan proyek pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia, menurut situs industri Water Technology. Di hulu bendungan terdapat Sungai Yangtze yang mengalir melalui Chongqing.

Sebanyak 1,5 juta orang mengungsi, dan 115 kota terendam selama pembangunan bendungan, menurut Water Technology. Secara historis, sebagian besar penduduk Chongqing tinggal di daerah pedesaan.

Seperti wilayah barat daya China lainnya, topografi Chongqing bergunung-gunung. "Sebagian besar wilayahnya cukup terpencil dan terjal. Jadi banyak orang yang secara historis tidak tinggal di kota sampai urbanisasi mulai bergerak pesat," kata Jaros.

Pada pertengahan tahun 2000-an, orang-orang dari pedesaan mulai pindah ke apartemen bertingkat tinggi di pusat kota Chongqing, menurut sebuah makalah yang ditulis oleh profesor Universitas Georgetown, Kristen Looney.

Ketika para petani mulai meninggalkan rumah di desa mereka, pemerintah kota mulai membangun rumah di pusat kota.

Perpindahan dari daerah pedesaan ke perkotaan mempunyai dampak sosial dan ekonomi terhadap kota. "Masyarakat menjadi lebih individualistis, lebih mengarah pada perekonomian kapitalis," sebut Jaros.

Secara historis, sebagian besar penduduk Chongqing tinggal di daerah pedesaan. Foto: via Business Insider

Pembangunan Infrastruktur

Untuk mengakomodasi kota yang mengalami urbanisasi pesat, Chongqing harus menciptakan jaringan infrastruktur yang luas.

Investasi asing membantu menumbuhkan perekonomian kota pada akhir tahun 2000an. "Antara tahun 2010 dan 2020 merupakan periode booming bagi perkembangan Chongqing. Penanaman modal asing juga meningkat," ungkap Jaros.

Banyak perusahaan multinasional, termasuk HP dan IBM, berkantor di Chongqing. Pabrikan mobil AS Ford juga memiliki pabrik di Chongqing, bahkan yang terbesar di luar AS.

Menurut Eye on Asia, lebih dari separuh dari 500 perusahaan terkemuka dunia beroperasi di kota ini. Total impor dan ekspor Chongqing mencapai USD 83,95 miliar pada tahun 2019, dan AS adalah mitra ekspor terbesarnya, dengan menyumbang hampir 30% dari total ekspor kota tersebut.

Seperti yang kita lihat sekarang, banyak berseliweran di berbagai media sosial kekaguman para turis yang berkunjung ke Chongqing. Rata-rata turis merasa takjub dan menyebut serasa berada di film-film fiksi ilmiah.

Kota ini adalah rumah bagi beberapa bangunan futuristik paling menonjol di China. Seperti Raffles City Building yang merupakan jembatan layang tertinggi di dunia, menghubungkan sebagian besar menara.

Jalur kereta membelah gedung hingga jalan raya dibangun di atas gedung, adalah pemandangan biasa di Chongqing. Foto: via The Tower Info

Permasalahan Kota

Di sisi lain, perluasan hunian di Chongqing juga menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Jaros menyebutkan, banyak kota di China yang membangun 'mega blok' semacam ini. Dari sudut pandang udara, jika melihatnya dari jauh, kota-kota tersebut memang tampak seperti kota.

"Namun di permukaan tanah, kota-kota tersebut tidak begitu bermanfaat bagi kota itu sendiri, mengacu pada kurangnya infrastruktur perkotaan seperti transportasi dan bisnis komersial," jelas Jaros.

Ia mengatakan, permasalahan yang ada pada kawasan ini adalah bahwa kawasan tersebut tidak bersifat perkotaan atau berketahanan, dan tidak memungkinkan adanya perubahan penggunaan.

"Jika masyarakat tidak mau tinggal di tempat tersebut, tidak mudah untuk menjadikannya kawasan industri. Itulah yang saya khawatirkan mengenai pertumbuhan luar yang ekspansif di pinggiran kota Chongqing," tutupnya.



Simak Video "SpaceX dan NASA Sukses Luncurkan Satelit Iklim PACE"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top