China Mau Luncurkan Roket 'Cegah Kiamat' 2-in-1, Apa Itu?

China mengumumkan rencana ambisius meluncurkan misi uji pertahanan planet pertamanya setahun lebih awal dari yang direncanakan sebelumnya, dan dengan roket yang lebih besar.
Seperti yang dilakukan NASA pada misi Double Asteroid Redirection Test (DART) baru-baru ini, China ingin menguji perubahan orbit asteroid yang berpotensi membahayakan Bumi dengan pesawat ruang angkasa penabrak, dan juga secara akurat mengukur seberapa banyak perubahan orbitnya.
DART bermitra dengan misi penerus dari Badan Antariksa Eropa bernama Hera yang akan diluncurkan pada 2024 yang bertujuan mempelajari lokasi tumbukan secara mendetail. Sementara itu, China ingin melakukan misi 'mencegah kiamat' ini secara 2-in-1 dengan mencoba dampaknya dan melakukan pengamatan dari dekat sekaligus.
Dikutip dari Space.com, Sabtu (10/12/2022) China pertama kali mengumumkan rencana misi tersebut pada bulan April, dan mengungkapkan bahwa pengujian tersebut akan menargetkan batuan luar angkasa yang dikenal sebagai PN1 2020. Ini adalah sebuah asteroid 'berpotensi berbahaya' dengan lebar sekitar 40 meter. Misi tersebut akan diluncurkan dengan roket Long March 3B sekitar tahun 2026.
Kepala perancang program eksplorasi Bulan China Wu Weiren, pada November lalu mengatakan bahwa rencana terbaru itu akan menjadwalkan peluncuran misi pada 2025 di atas roket Long March 5 yang lebih besar dan lebih bertenaga.
"Kami akan meluncurkan dua wahana. Yang pertama untuk survei. Setelah mempelajarinya (asteroid) secara menyeluruh setelah periode survei, wahana yang kedua akan menjalankan perintah untuk bertabrakan dengan asteroid, dan mudah-mudahan mengalihkannya 3-5 cm dari jalurnya," jelasnya.
Pesawat ruang angkasa akan diluncurkan bersama, namun setelah terpisah dari roket, mereka akan memasuki lintasan yang berbeda ke PN1 2020. Surveyor akan bertemu dengan asteroid terlebih dahulu, memungkinkannya melakukan pengamatan sebelum dan sesudah dampak yang direncanakan.
Meski kecil, hanya 3-5 cm, perubahan orbit yang direncanakan akan cukup untuk mengubah jalur asteroid secara signifikan dari waktu ke waktu.
"Penyimpangan 3-5 cm akan mengubah lintasan lebih dari 1.000 kilometer setelah sekitar tiga bulan. Semakin lama waktunya, semakin besar perubahan lintasannya," ujarnya.
Lebih jauh lagi, Wu menggarisbawahi pentingnya misi ini yakni mampu menghilangkan potensi ancaman tabrakan asteroid berbahaya dengan Bumi.