Apa Kata Telkomsel Usai Menang Lelang Frekuensi 2,1 GHz?

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan Telkomsel sebagai pemenang dalam lelang frekuensi 2,1 GHz dengan menawarkan harga tertinggi dari XL Axiata. Apa kata Telkomsel?
Dalam seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 2,1 GHz untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler Tahun 2022 , Telkomsel menawarkan Rp 605 miliar untuk satu blok 5 MHz FDD (10 MHz) pada rentang 1975-1980 MHz berpasangan dengan 2165-2170 MHz dengan cakupan wilayah layanan nasional. Sedangkan, XL Axiata menawarkan Rp 540 miliar.
Seiring dengan pengumuman ini, Kominfo mengungkapkan peserta seleksi dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis dalam jangka waktu satu hari kerja setelah hari pengumuman hasil Seleksi, disertai dengan bukti-bukti yang memperkuat sanggahan.
Apabila tidak terdapat sanggahan, maka proses seleksi dilanjutkan dengan penyampaian usulan penetapan pemenang lelang frekuensi 2,1 GHz oleh Telkomsel ini kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate.
Dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Kamis (6/10/2022) Telkomsel pun menunggu keputusan dari Menkominfo akan hasil lelang frekuensi 2,1 GHz tersebut.
"Kami akan terus mengikuti tahapan seleksi selanjutnya, sampai dengan nantinya ditetapkan pemenang secara resmi oleh Kementerian Kominfo," ujar Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono.
Sebagai informasi, blok kosong yang saat ini tengah dilakukan lelang frekuensi 2,1 GHz itu merupakan spektrum yang dibalikkan ke negara oleh Indosat Ooredoo pasca resmi merger dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri) menjadi Indosat Ooredoo Hutchison sebagai persyaratan penggabungan kedua perusahaan.
Hingga saat ini, komposisi alokasi lisensi frekuensi yang dimiliki Telkomsel sebagai berikut:
Dengan adanya seleksi pita frekuensi 2,1 GHz untuk penyelenggaraan jaringan bergerak seluler yang telah diumumkan pelaksanaannya oleh Kominfo, Telkomsel berpartisipasi dalam memperkuat pengembangan layanan telekomunikasi berbasis digital.
"Yang membutuhkan gelaran konektivitas jaringan broadband berteknologi terdepan, serta ketersediaan alokasi sumber daya frekuensi yang mencukupi, seiring dengan semakin cepatnya adopsi layanan digital dalam aktivitas masyarakat Indonesia," tutur Saki.
Disampaikannya juga, tambahan spektrum dari lelang frekuensi 2,1 GHz tersebut sangat penting untuk digunakan dalam meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman pelanggan, baik secara peningkatan Quality of Service (QoS) maupun coverage layanan dengan terus melanjutkan roadmap pengembangan akses jaringan broadband 4G/LTE dan memperluas cakupan jaringan terkini 5G di seluruh Indonesia.