• Home
  • Berita
  • Alasan Starlink Elon Musk Bikin China Ketakutan

Alasan Starlink Elon Musk Bikin China Ketakutan

Redaksi
May 21, 2024
Alasan Starlink Elon Musk Bikin China Ketakutan
Jakarta -

Starlink, layanan internet satelit buatan SpaceX yang merupakan perusahaan Elon Musk, telah beroperasi di banyak negara termasuk Indonesia. Akan tetapi ada juga negara yang ketakutan, yaitu China.

Wajar saja, China dan Amerika Serikat sedang banyak berseteru dan saling curiga. AS kadang cemas dengan sepak terjang perusahaan asal China dan begitu pula sebaliknya.

Saat ini, ada sekitar 5.000 satelit Starlink berada di orbit Bumi dan masih akan terus bertambah. Awal tahun ini, media resmi Tentara Pembebasan Rakyat China menyebut banyaknya satelit Starlink di angkasa berhubungan dengan misi militer AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang pada tahun silam, Pentagon memberi SpaceX kontrak untuk mengembangkan jaringan Starshield. Perusahaan mengatakan Starshield adalah versi Starlink yang ditujukan untuk militer, termasuk untuk pemantauan Bumi.

"Kemampuan ini akan berfungsi sebagai pendorong penting bagi AS untuk mencapai dominasi ruang angkasa," kata juru bicara PLA yang dikutip detikINET dari Asian Times. Media tersebut memperingatkan satelit orbit rendah Starshield akan mampu melakukan misi bunuh diri terhadap aset luar angkasa negara lain.

ADVERTISEMENT

Hal itu menurut mereka akan meningkatkan perlombaan senjata ruang angkasa dan berdampak buruk pada keamanan dan tata kelola antariksa. Sebelumnya pada tahun 2022, periset China mempublikasikan studi yang meminta dibuatnya sistem di China untuk menghentikan kemampuan satelit Starlink.

Pada pertengahan tahun 2023, China juga tidak senang ketika Mongolia membuka diri untuk layanan Starlink. Dikhawatirkan bahwa akses Starlink di Mongolia bisa bocor ke China dan dimanfaatkan untuk kegiatan yang membahayakan negara.

"Meski Starlink mengatakan menyediakan internet kecepatan tinggi untuk keperluan sipil, mereka memiliki latar belakang mendalam terkait militer AS. Salah satu pusat peluncurannya ada dalam Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg AS dan menguji koneksi aman antara satelitnya dan jet tempur Angkatan Udara AS," tulis sebuah artikel lain di People's Liberation Army Daily.

Artikel tersebut mengatakan satelit Starlink dapat meningkatkan kekuatan tempur militer AS, termasuk melalui kemampuan penginderaan jarak jauh, komunikasi, navigasi, dan penentuan posisi yang didukung satelit.

Tentu saja dengan semua kecemasan itu, China tidak mengizinkan Starlink beroperasi di wilayahnya. Oktober lalu, Elon Musk mengatakan ke Financial Times bahwa Beijing mencari jaminan bahwa dia tidak akan menjual Starlink di China.



Simak Video "Lolos Uji Laik Operasi, Starlink Akan Diuji Coba di IKN"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/afr)
back to top