4 Fenomena Hewan Mati Massal yang Menggegerkan di 2022

Populasi spesies tertentu bisa berkurang drastis akibat fenomena mati massal. Ada banyak penyebab terjadinya fenomena hewan mati massal, dan penyelidikan tentang ini kerap membuat ilmuwan kebingungan.
Sepanjang 2022, terjadi beberapa kali fenomena hewan mati massal di sejumlah negara. Mulai dari hewan kecil seperti burung, hingga hewan besar seperti paus. Semoga fenomena semacam ini ke depannya bisa dicegah. Berikut rangkuman fenomena hewan mati massal di 2022.
Februari lalu, ratusan burung di kota Cuahtemoc, Meksiko, secara mendadak berjatuhan hingga menggegerkan warga setempat. Ilmuwan pun cukup kebingungan untuk menentukan apa penyebabnya secara pasti.
Dokter hewan setempat yang memeriksa menduga penyebabnya mungkin burung itu menghirup gas beracun atau mungkin juga tersengat listrik. Dugaan lainnya kemungkinan adalah para burung itu sedang berusaha menghindari predator.
Dr Richard Broughton, pakar ekologi di UK Centre for Ecology & Hydrology, menyatakan bahwa meskipun dia tidak melihat ada burung predator di video, ia meyakini bahwa burung itu ketakutan karena memang ada pemangsa mereka. Burung yang terbang rendah dan terlalu rapat karena melihat predator pun berjatuhan.
Ribuan ikan mati massal di Sungai Oder, di perbatasan Jerman dan Polandia, sehingga menimbulkan kehebohan besar. Walau peristiwa yang terjadi di bulan Agustus ini sudah diselidiki oleh otoritas, belum ditemukan apa penyebabnya secara pasti.
Pakar dari kedua negara belum bisa menentukan alasan peristiwa yang disebut bencana ekologi ini. Sementara itu, ratusan ton ikan mati langsung diangkat dari sungai tersebut.
Ilmuwan menduga seseorang mencemari air sungai itu dengan substansi yang tampaknya menyebabkan level garam meningkat, yang membuat ganggang bermekaran. Racunnya pun membunuh ikan dan bangkainya semakin mencemari sungai.
Lebih dari 200 paus ditemukan terdampar di pantai barat Tasmania, Australia, 22 September waktu setempat. Beberapa paus tampaknya tidak bisa bertahan lama dan dalam kondisi sekarat.
Tasmania Parks and Wildlife Service menyebutkan, hewan-hewan itu tampaknya adalah jenis paus pilot. Laporan awal memperkirakan sekitar setengah dari hewan itu masih hidup sedangkan sebagian lainnya tak tertolong.
Belum diketahui penyebab insiden yang menyedihkan ini. Terdamparnya paus secara massal telah membingungkan para ilmuwan kelautan selama beberapa dekade.
Peristiwa ini bukan yang pertama kalinya terjadi di Tasmania. Pada tahun 2020, kondisi serupa terjadi, menyebabkan ratusan paus terdampar di sebuah pelabuhan di Tasmania. Insiden ini tercatat sebagai peristiwa terdamparnya paus massal terbesar dalam sejarah Tasmania.
Sekitar 2.500 ekor anjing laut jenis langka, ditemukan mati massal di pantai Laut Kaspia di Rusia. Ilmuwan pun bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka.
Anjing laut kaspia, demikian sebutannya, adalah satu-satunya mamalia yang ditemukan di Laut Kaspia dan sejak 2008 dikategorikan terancam kepunahan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Penyebab kematiannya memang belum dapat dipastikan, akan tetapi kecenderungannya alami, bukan karena ulah manusia atau yang lainnya.
Anjing laut kaspia makin menurun populasinya dari waktu ke waktu karena diburu berlebihan, rusaknya habitat sampai terdampak oleh fenomena perubahan iklim akhir-akhir ini. Saat ini menurut pihak Rusia, untungnya jumlah anjing laut itu lumayan masih stabil antara 270 ribu sampai 300 ribu ekor.
Hewan ini makanan utamanya adalah ikan dan bisa tumbuh sampai 1,6 meter panjangnya dan berat sampai 100 kilogram. Di habitatnya, anjing laut ini sebenarnya adalah hewan teratas dan tidak punya musuh alami.
Download report Year in Review 2022 di sini.