X Paling Banyak Konten Misinformasi, Disusul Facebook dan Instagram

Berdasarkan laporan terbaru dari Uni Eropa, terungkap bahwa jejaring media sosial X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter memiliki paling banyak konten misinformasi. Dalam laporan tersebut X dinilai memiliki peran besar dalam penyebaran informasi yang salah.
Uni Eropa membagikan hasil temuannya dalam laporan pertamanya tentang penanganan misinformasi dan disinformasi oleh platform sebagai bagian dari Undang-Undang Digital Services Act (DSA) atau Layanan Digital.
Undang-undang yang baru saja diberlakukan ini mengharuskan platform-platform besar untuk mengungkapkan rincian tentang penanganan misinformasi. Puluhan perusahaan juga telah menyetujui 'Kode Etik' sukarela tentang disinformasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada bulan Mei, X mengumumkan bahwa mereka menarik diri dari perjanjian tersebut, meskipun perusahaan tersebut mengatakan akan mematuhi kebijakan disinformasi yang lebih ketat yang disyaratkan dalam DSA.
Laporan tersebut menemukan bahwa X melampaui banyak perusahaan sejenis yang lebih besar dalam hal volume disinformasi di platformnya, dan keterlibatan yang menarik postingan tersebut.
"X... adalah platform dengan rasio postingan mis/disinformasi terbesar," kata Wakil Presiden Komisi Eropa Vera Jourova dalam sebuah pernyataan yang dikutip detiKINET dari The Verge, Jumat (29/9/2023).
Laporan tersebut juga menemukan bahwa X menduduki peringkat tertinggi dalam hal penemuan misinformasi dan disinformasi, diikuti oleh Facebook dan Instagram.
X pun tidak memberikan tanggapan atas temuan tersebut. Dalam serangkaian tweet dari akun Global Affairs-nya, perusahaan membantah pembingkaian data tersebut dan mengatakan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk mematuhi DSA.
Dalam sebuah pernyataan, Jourova mengatakan bahwa semua platform utama perlu menyesuaikan tindakan mereka untuk mencerminkan bahwa ada perang di ruang informasi yang dilancarkan terhadap kita.
Dia mengatakan bahwa pemilihan umum yang akan datang di Uni Eropa akan menjadi ujian penting bagi Kode Etik yang tidak boleh dilewatkan oleh para penandatangan platform.
Dia juga mengatakan bahwa Elon Musk sebagai pemilik X tidak akan bebas dari hukuman hanya karena Twitter menarik diri dari kode etik tersebut.
"Pesan saya untuk Twitter/X adalah Anda harus mematuhinya. Kami akan mengawasi apa yang Anda lakukan." ujarnya.
Simak Video "Jumlah Pengguna X Capai 541 Juta, Tertinggi di 2023"
[Gambas:Video 20detik]
(jsn/fay)