WhatsApp, Signal dkk Ancam Cabut dari Inggris, Ada Apa?

WhatsApp, Signal, dan sejumlah aplikasi lainnya mengecam rancangan undang-undang keamanan online yang sedang digodok pemerintah Inggris. WhatsApp dan Signal bahkan mengancam akan cabut dari Inggris jika RUU itu disahkan.
Dalam surat terbuka yang ditandatangani oleh petinggi WhatsApp, Signal, Threema, Wire, Viber, Session, dan Element, eksekutif ketujuh aplikasi messaging itu mengatakan RUU itu akan mengancam keamanan dan privasi pengguna karena melemahkan enkripsi end-to-end.
RUU keamanan online atau Online Safety Bill (OSB) awalnya disusun untuk mengkriminalisasi konten yang mendorong tindakan melukai diri sendiri di platform media sosial, seperti YouTube, Instagram, Facebook, dan TikTok.
Tapi RUU ini kemudian diamendemen untuk lebih fokus kepada konten ilegal terkait keselamatan orang dewasa dan anak-anak, termasuk konten deepfake porno, kekerasan terhadap anak, dan kekerasan seksual terhadap anak.
RUU ini dikritik banyak pihak karena berpotensi mengizinkan OFCOM (regulator telekomunikasi Inggris) menyalahgunakan kekuasaannya. Salah satu klausulnya mengharuskan perusahaan yang menawarkan aplikasi messaging terenkripsi end-to-end untuk memindai pesan pengguna guna mencari konten yang melanggar, sesuatu yang dianggap bisa mengganggu enkripsi dan privasi pengguna.
"RUU ini tidak memberikan perlindungan eksplisit untuk enkripsi, dan jika diterapkan sesuai yang tertulis, dapat menguatkan OFCOM untuk mencoba memaksa pemindaian proaktif pesan pribadi pada layanan komunikasi yang terenkripsi end-to-end -- menghilangkan tujuan enkripsi end-to-end dan membahayakan privasi semua pengguna," tulis surat terbuka itu, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (21/4/2023).
"Singkatnya, RUU tersebut menimbulkan ancaman yang belum pernah muncul sebelumnya terhadap privasi, keselamatan, dan keamanan warga Inggris dan orang-orang yang berkomunikasi dengan mereka di seluruh dunia, sementara mendorong pemerintah yang mungkin berusaha menyusun undang-undang serupa," sambungnya.
Di akhir suratnya, bos WhatsApp, Signal dan aplikasi lainnya meminta pemerintah Inggris untuk mempertimbangkan ulang RUU ini, dan merevisinya untuk meningkatkan privasi pengguna.
Enkripsi end-to-end membuat pesan hanya bisa dibaca oleh pengirim dan penerima. Penyedia layanan seperti WhatsApp, Signal, dan aplikasi terenkripsi lainnya tidak bisa membaca pesan tersebut untuk melindungi privasi pengguna.
Bulan lalu Head of WhatsApp Will Cathcart mengatakan aplikasi milik Meta itu akan meninggalkan Inggris daripada melemahkan enkripsi di aplikasinya. Begitu juga dengan bos Signal Meredith Whittaker yang mengeluarkan ancaman serupa.
"Kami akan benar-benar 100% keluar daripada merusak kepercayaan yang diberikan orang-orang kepada kami untuk menyediakan sarana komunikasi yang benar-benar private. Kami tidak pernah melemahkan janji privasi kami, dan tidak akan pernah melakukannya," kata Whittaker pada Februari lalu.
Simak Video "Fungsi 3 Fitur Keamanan Baru yang Akan Dirilis WhatsApp"
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/agt)