• Home
  • Berita
  • Walikota di Australia Ancam Gugat ChatGPT: Pencemaran Nama Baik

Walikota di Australia Ancam Gugat ChatGPT: Pencemaran Nama Baik

Redaksi
Apr 06, 2023
Walikota di Australia Ancam Gugat ChatGPT: Pencemaran Nama Baik
Jakarta -

Seorang walikota di Australia mengancam akan menggugat ChatGPT terkait pencemaran nama baik karena menyebarkan kabar bohong.

Walikota yang dimaksud adalah Brian Hood, walikota dari Hepburn Shire. Ia mengancam menggugat ChatGPT karena merasa reputasinya dirusak. Penyebabnya adalah ChatGPT menyebut Hood pernah dipenjara karena kasus penyuapan yang melibatkan Note Printing Australia, anak usaha Reserve Bank of Australia pada awal 2000.

Hood saat itu memang bekerja di Note Printing Australia, namun masalahnya ia adalah orang yang melaporkan penyuapan tersebut ke pihak berwajib, dan tak pernah menjadi tersangka di kasus tersebut.

Pengacara Hood kemudian mengirimkan somasi ke OpenAI, pembuat ChatGPT, pada 21 Maret lalu. Dalam somasi tersebut OpenAI diberi waktu 28 hari untuk memperbaiki kesalahan tersebut, jika tidak, Hood akan menggugat OpenAI, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (6/4/2023).

Sejauh ini OpenAI belum menanggapi somasi tersebut, pun juga memberikan pernyataan publik terkait ancaman Hood tersebut.

Jika Hood sampai menggugat OpenAI, ini adalah pertama kalinya ada orang yang menggugat OpenAI karena pernyataan yang dikeluarkan oleh chabot ChatGPT. Microsoft, yang menggabungkan ChatGPT ke dalam Bing, juga tak mengeluarkan pernyataan publik terkait masalah ini.

"Ini berpotensi menjadi momen penanda untuk mengaplikasikan aturan pencemaran nama baik ke area baru seperti kecerdasan buatan dan publikasi di ranah IT," kata James Naughton, partner di Gordon Legal, firma hukum yang mewakili Hood.

"Ia adalah pejabat publik yang terpilih, reputasinya sangat penting untuk posisinya itu. Jadi sangat penting baginya jika orang-orang di komunitasnya mengakses materi ini," tambahnya.

Aturan hukum pencemaran nama baik di Australia mengatur jumlah uang ganti rugi maksimal yang bisa dijatuhkan, yaitu USD 269 ribu. Hood sejauh ini tak mengetahui berapa banyak orang yang mengakses informasi salah terkait dirinya itu, yang menjadi faktor penentu berapa banyak uang ganti rugi yang bisa ia dapatkan.

"Akan sangat sulit bagi seseorang untuk mengetahui 'bagaimana algoritma bisa menghasilkan jawaban seperti itu'? Ini sangat kabur," jelas Naughton.



Simak Video "Baru 2 Bulan Diluncurkan, ChatGPT Raup 100 Juta Pengguna"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)
back to top