Wah Ada Teknologi Baterai Baru yang Lebih Murah dari Lithium

Sebuah startup bernama Ambri, sebelumnya bernama Liquid Metal Battery Corporation, mendapat sertifikasi keamanan dari UL Solutions untuk mengkomersialisasi teknologi baterai baru mereka.
Startup ini berisikan para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology, yang mulai mengembangkan teknologi liquid metal ini sejak 2010. Sejak saat itu, mereka sudah mendapat pendanaan USD 40 juta dari berbagai sumber, termasuk Bill Gates.
Ambri pun sudah menandatangani perjanjian kerja sama pertamanya dengan Xcel Energy untuk menjajal sistem baterai sebesar 300 kWh di SolarTAC, Aurora, Colorado, Amerika Serikat, selama 12 bulan.
Di fasilitas tersebut, mereka akan menggunakan GridNXT Microgrid Platform untuk mengintegrasikannya ke berbagai pembangkit listrik yang ada, seperti angin dan matahari, juga berbagai perangkat lain yang dibutuhkan seperti inverter dan lain sebagainya.
Sistem tersebut akan dipasang pada awal 2024, dan selama masa uji coba itu, Xcel semestinya bakal bisa mengevaluasi performa sistem baterai baru tersebut, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Kamis (10/8/2023).
Hal menarik dari teknologi liquid metal battery ini adalah baterainya menggunakan berbagai bahan metal yang sangat lazim ada di bumi, termasuk kalsium yang merupakan material paling banyak ke-5 di kulit bumi.
Penggunaan bahan yang tak langka itu membuat biaya produksinya jauh lebih murah ketimbang sistem yang menggunakan lithium ion.
Ambri menyatakan kalau sistem baterainya ini adalah solusi penyimpanan energi untuk durasi yang lama, dengan masa pakai mencapai dua dekade. Baterai ini pun cocok dipakai untuk pemakaian sehari-hari, dan termasuk pemakaian di kondisi yang buruk, misalnya suhu terlalu panas atau dingin.
Cofounder Ambri Donald Sadoway mengklaim kalau dari data-data yang sudah mereka kumpulkan, baterai liquid metal ini bisa mempertahankan 95% kapasitasnya selama masa pakai 20 tahun.
"Saya tantang anda untuk mencari orang lain yang punya baterai lithium ion dengan masa pakai 20 tahun," kata Sadoway.
Selain harga lebih murah dan daya tahan lebih lama, Sadoway juga mengklaim kalau sistem baterai liquid metal ini lebih aman karena tidak menghasilkan gas, tidak berpotensi menghasilkan thermal runaway, dan punya toleransi tinggi terhadap overcharging.
Dengan begitu, teknologi liquid metal ini tak membutuhkan sistem pendingin yang berlebihan, perlindungan tambahan untuk menghindari ledakan, ataupun peralatan pemadam kebakaran, seperti yang dibutuhkan saat menggunakan baterai lithium.
Sebagai informasi, thermal runaway adalah sebuah proses yang terjadi akibat peningkatan temperatur yang drastis karena reaksi kimia. Proses inilah yang seringkali menjadi penyebab meledak atau terbakarnya baterai lithium.
Simak Video "Ilmuwan Italia Bikin Baterai Isi Ulang yang Bisa Dimakan"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)