• Home
  • Berita
  • Waduh, Bulan Ternyata Menjauh dari Bumi

Waduh, Bulan Ternyata Menjauh dari Bumi

Redaksi
Oct 12, 2022
Waduh, Bulan Ternyata Menjauh dari Bumi

Ini bukan terkait fenomena Apogee dan Perigee, tapi ilmuwan menemukan fakta kalau Bulan terus menjauh dari Bumi. Ini penyebab dan perkiraan dampaknya.

Menatap Bulan di langit malam, kalian mungkin tidak akan pernah membayangkan bahwa satelit alami Bumi itu perlahan menjauh. Ini bukan fenomena Apogee, tapi memang Bulan bergerak menjauh. Ilmuwan mengungkapkan alasannya.

Pada tahun 1969, misi Apollo NASA memasang panel reflektif di Bulan. Upaya ini menunjukkan bahwa Bulan saat ini bergerak menjauh 3,8 cm dari Bumi setiap tahun.

Jika kita mengambil tingkat resesi Bulan saat ini dan memproyeksikannya kembali ke masa lalu, ujungnya adalah tabrakan antara Bumi dan Bulan sekitar 1,5 miliar tahun yang lalu.

Namun, Bulan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, yang berarti bahwa tingkat resesi saat ini adalah panduan yang buruk untuk mengetahui masa lalu Bulan.

Para peneliti dari Utrecht University dan University of Geneva, menggunakan kombinasi teknik untuk mencoba dan mendapatkan informasi tentang masa lalu Tata Surya kita.

"Kami baru-baru ini menemukan tempat yang sempurna untuk mengungkap sejarah jangka panjang Bulan. Dan itu bukan dari mempelajari Bulan itu sendiri, tetapi dari membaca sinyal di lapisan batuan purba di Bumi. Studi terbaru kami muncul di Prosiding National Academy of Sciences," kata Joshua Davies dan Margriet Lantink, peneliti utama studi ini, dikutip dari Phys.org, Rabu (12/10/2022).

Pada tahun 1972, ahli geologi Australia AF Trendall mengajukan pertanyaan tentang asal mula berbagai skala siklus. Dia memperkirakan bahwa pola siklus mungkin terkait dengan variasi masa lalu dalam iklim yang disebabkan oleh 'siklus Milankovitch'.

Siklus Milankovitch menggambarkan bagaimana perubahan periodik dalam bentuk orbit Bumi dan orientasi porosnya mempengaruhi distribusi sinar Matahari yang diterima oleh Bumi selama rentang tahun.

Saat ini, siklus Milankovitch yang dominan berubah setiap 400 ribu tahun, 100 ribu tahun, 41 ribu tahun, dan 21 ribu tahun. Variasi ini memberikan kontrol yang kuat pada iklim kita selama periode waktu yang lama.

Contoh utama pengaruh iklim Milankovitch di masa lalu adalah terjadinya periode dingin atau hangat yang ekstrem, serta kondisi iklim regional yang lebih basah atau lebih kering.

Perubahan iklim ini telah secara signifikan mengubah kondisi di permukaan Bumi, seperti ukuran danau. Perubahan ini juga menjelaskan terjadinya penghijauan berkala Gurun Sahara dan rendahnya tingkat oksigen di laut dalam.

Siklus Milankovitch juga mempengaruhi migrasi dan evolusi flora dan fauna termasuk spesies kita sendiri. Tanda-tanda perubahan ini dapat dibaca melalui perubahan pada batuan sedimen.

Jarak antara Bumi dan Bulan secara langsung berhubungan dengan frekuensi salah satu siklus Milankovitch, siklus presesi iklim. Siklus ini muncul dari gerakan presesi (goyangan) atau perubahan orientasi sumbu putaran Bumi dari waktu ke waktu.

Siklus ini saat ini memiliki durasi 21 ribu tahun, tetapi periode ini akan lebih pendek di masa lalu ketika Bulan lebih dekat ke Bumi.

"Studi kami dan beberapa penelitian oleh ilmuwan lain merupakan satu-satunya metode untuk mendapatkan data nyata tentang evolusi Tata Surya kita, dan akan sangat penting untuk model masa depan sistem Bumi-Bulan," kata Joshua Davies dan Margriet Lantink.

Mereka menambahkan, satu titik data penting tidak memberikan pemahaman penuh tentang evolusi sistem Bumi-Bulan. Kita membutuhkan data andal lainnya dan pendekatan pemodelan baru untuk melacak evolusi Bulan sepanjang waktu.

back to top