Usai Satria-1, Satelit HBS Antre Meluncur Pakai Roket Falcon 9 SpaceX

Selain satelit Republik Indonesia atau Satria-1, Hot Backup Satellite (HBS) akan diluncurkan juga pada tahun 2023. Saat ini, perakitan satelit cadangan Satria-1 itu sudah mencapai 85%.
Berbeda dengan satelit Satria-1 yang dirancang oleh Thales Alenia Space, pembangunan konstruksi HBS dilakukan oleh Boeing Satellite di Los Angeles, Amerika Serikat.
"Saat ini sudah kurang lebih 85% untuk secara fisik satelitnya sendiri dan rencana memang harusnya sesuai dengan target itu di Oktober 2023 untuk peluncurannya," ujar Juru Bicara Bakti Kominfo, Sri Sanggrama Aradea ditemui di Orlando, Amerika Serikat, Kamis (15/6/2023).
Sama halnya dengan satelit Satria-1, Bakti Kominfo berharap satelit HBS itu dapat pula beroperasi di awal tahun 2024. Kesamaan lainnya, satelit Satria-1 akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.
Satelit HBS ini memiliki kapasitas 150 Gbps. Sebanyak 80 Gbps akan dipakai untuk 150 ribu titik layanan publik di Tanah Air, sementara 70 Gbps sisanya untuk negara Filipina dan Malaysia.
"Ini akan menambah kapasitas satelit Satria-1 tentunya ya. Kalau dua-duanya meluncur totalnya akan menjadi 330 Gbps," ungkap Aradea.
Lebih lanjut, kata Aradea, Bakti Kominfo akan mengevaluasi pasca peluncuran satelit Satria-1 dan HBS. Jika kebutuhan akses internet dinilai masih kurang, maka tidak mungkin akan melakukan pengadaan satelit internet generasi berikutnya.
"Kita akan mengevaluasi apakah penetrasi internet saat ini akan bergerak berbarengan dengan pasar, dalam artian di sana ada Telkom, PSN sendiri juga akan berrsama-sama pemerintah untuk mendistribusikan internet secara masif. Kalau memang dirasa secara kumulatif kapasitas ini cukup, kita akan tetap stay di satelit tersebut," tutur dia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melakukan pengadaan proyek satelit HBS sejak Maret 2022. Adapun, pemenang tender ini, yaitu Kemitraan Nusantara Jaya yang terdiri dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.
Selain fungsi utamanya sebagai cadangan satelit Satria-1, pengadaan HBS bertujuan untuk menambah kecepatan internet sekaligus meningkatkan user experience dari masing-masing pengguna layanan ini.
Pengadaan infrastruktur (capital expenditure/capex) penyediaan satelit HBS ini membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 5.208.984.690.000, termasuk PPN.
Sedangkan, biaya jasa pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur HBS senilai Rp 475.204.320.000, termasuk PPN per tahun selama masa operasi 15 tahun.
Simak Video "Mengenal Satelit Satria-1 yang Akan Diluncurkan"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/fay)