Titan Meledak, Mengapa Orang Rela Bayar Mahal Menantang Maut?
Untuk ekspedisi mencapai bangkai Titanic dengan kapal selam Titan, orang harus membayar USD 250 ribu atau sekitar Rp 3,7 miliar. Petualangan ekstrem yang sama ke antariksa, misalnya yang ditawarkan oleh Virgin Galactic, ongkosnya kurang lebih sama.
Pertanyaannya, mengapa orang rela bayar mahal untuk menantang maut? Tragedi kapal selam Titan mengingatkan, lingkungan yang ekstrem menghadirkan bahaya yang sangat besar.
Akan tetapi memang, banyak orang senang mempertaruhkan nyawa. Sebagai contoh lain, pendakian ke Gunung Everest tidak pernah kehilangan peminat meski sudah ratusan pendaki meninggal dunia di sana.
"Salah satu yang bikin tertarik pada Everest, dan saya pikir juga sama untuk Titanic, adalah bahwa pergi ke antariksa atau apapun itu, merupakan risiko," cetus Lukas Furtenbach, pendiri perusahaan petualangan pegunungan, Furtenbach Adventures yang dikutip detikINET dari CNN.
"Dan saya pikir, justru selama ada orang yang meninggal di tempat-tempat itu, itu merupakan bagian dari alasan orang-orang ingin pergi ke sana," tambah dia.
Menurutnya, malah pada saat banyak pendaki kehilangan nyawa, permintaan untuk mendaki di musim berikutnya cenderung bertambah. Pada tahun 1996 musalnya, 12 pendaki meninggal dan menjadi pemberitaan internasional. Akan tetapi justru izin mendaki yang dikeluarkan setelahnya meningkat.
"Setiap musim pendakian yang menjadi bencana, saya bilang umumnya setiap tiga atau lima tahun sekali, kita bisa menyaksikan kenaikan besar izin pendakian yang dikeluarkan. Justru jika mendaki gunung 100% aman, maka ini adalah akhir dari petualangan," kata Lukas.
Maka tragedi seperti yang dialami Titan diprediksi tidak akan membuat upaya ekspedisi ke dalam laut surut. Pasalnya banyak orang suka menantang bahaya, bahkan jikalau pun harus membayar mahal untuk itu.
Simak Video "Miliarder Jay Bloom dan Anaknya Sempat Khawatir Kapal Selam Titanic Meledak"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fay)