Seram! AI Diprediksi Bisa Ambil Alih 300 Juta Pekerjaan

Kemajuan kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih dikhawatirkan bisa menggantikan pekerjaan manusia. Bahkan menurut laporan Goldman Sachs, AI bisa menggantikan 300 juta pekerjaan penuh waktu.
Goldman Sachs memprediksi seperempat dari semua tugas pekerjaan yang ada di Amerika Serikat dan Eropa bisa digantikan oleh AI. Mereka mengutip studi yang menemukan bahwa 60% dari tenaga kerja berada di dalam pekerjaan yang tidak ada sebelumnya di tahun 1940.
"Jika generative AI bisa memberikan kemampuan seperti yang dijanjikan, pasar tenaga kerja dapat mengalami gangguan yang signifikan," tulis Goldman Sachs dalam laporannya, seperti dikutip dari Cnet, Rabu (29/3/2023).
Sekitar dua pertiga pekerjaan di AS sudah terekspos oleh otomasi menggunakan AI, menurut Goldman Sachs. Sekitar 7% pekerjaan di AS bisa digantikan oleh AI, sedangkan 63% akan dibantu oleh AI dan 30% tidak akan terpengaruh.
"Meskipun dampak AI di pasar tenaga kerja cenderung signifikan, sebagian besar pekerjaan dan industri hanya terpapar sebagian oleh otomasi, dan oleh karena itu kemungkinan besar akan dilengkapi ketimbang digantikan oleh AI," jelas Goldman Sachs.
Di AS, pekerjan terkait dukungan administrasi memiliki risiko terbesar digantikan AI (46%), diikuti oleh pekerjaan di bidan hukum (44%) serta arsitektur dan teknik (37%).
Sementara itu pekerjaan yang tidak begitu terpapar AI adalah pekerjaan manual seperti petugas kebersihan dan pemeliharaan, pemasangan dan perbaikan, serta pekerjaan konstruksi.
"Meskipun dampak AI di pasar tenaga kerja cenderung signifikan, sebagian besar pekerjaan dan industri hanya terpapar sebagian oleh otomasi, dan oleh karena itu kemungkinan besar akan dilengkapi ketimbang digantikan oleh AI," jelas Goldman Sachs.
Menurut Goldman Sachs, generative AI merupakan bentuk kemajuan teknologi dengan efek makroekonomi yang cukup besar. Adopsi AI yang lebih luas diperkirakan bisa meningkatkan nilai total barang dan jasa yang dibuat di seluruh dunia sebesar 7% dalam 10 tahun ke depan.
Generative AI mulai menarik perhatian publik sejak diluncurkannya ChatGPT oleh OpenAI pada November lalu. Chatbot yang ditenagai AI ini bisa diajak bercakap-cakap, menulis puisi, hingga menulis barisan kode.
Sejak saat itu perusahaan teknologi berlomba-lomba menggunakan AI di produknya. Microsoft menggandeng OpenAI untuk menyisipkan ChatGPT di mesin pencari Bing. Sedangkan Google belum lama ini merilis pesaing ChatGPT bernama Bard.
Simak Video "Google Dikabarkan Uji Coba Chatbot Pesaing ChatGPT"
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/fyk)